Inggris Kirim Senjata Anti-Tank ke Ukraina untuk Hadapi Rusia

Selasa, 18 Januari 2022 - 08:21 WIB
Penjualan senjata terbaru merupakan langkah maju dari komitmen militer Inggris pada Ukraina.

Baru-baru ini Inggris fokus pada penjualan kapal dan peralatan angkatan laut ke Ukraina, mengumumkan kesepakatan 1,7 miliar poundsterling untuk memasok dua penyapu ranjau dan bersama-sama membangun delapan kapal untuk armada kecil Laut Hitam tahun lalu.

Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina, menuntut agar negara itu tidak pernah menjadi anggota NATO dan menuntut jaminan keamanan lainnya yang akan sama dengan penciptaan lingkup pengaruh bagi Moskow di negara-negara bekas Soviet.

Beberapa pasukan Rusia sudah mulai bergerak ke Belarusia untuk latihan militer yang direncanakan, bernama United Resolve.

Namun analis militer barat mengatakan rute paling langsung bagi Rusia untuk menyerang Kyiv adalah dari Belarusia, manuver yang akan menghindari sungai Dnieper yang mengalir melalui ibu kota Ukraina.

Tuntutan Moskow ditolak barat dalam serangkaian negosiasi diplomatik pekan lalu. Situasi ini memicu kekhawatiran Rusia mungkin siap mempertimbangkan opsi militer untuk menegaskan kembali kontrol yang lebih besar atas Ukraina.

Anggota NATO mengatakan aliansi itu tidak akan campur tangan secara militer untuk mempertahankan Kyiv, tetapi telah mengindikasikan bahwa mereka akan siap memukul Rusia dengan sanksi ekonomi dan terus memasok senjata ke pasukan Ukraina, baik sebelum dan sesudah invasi apa pun.

“Saya telah mengunjungi Ukraina lima kali sejak 2016, dan saya tahu bahwa orang-orang Ukraina adalah orang-orang yang bangga akan berdiri dan berjuang untuk negara mereka, untuk demokrasi dan untuk kebebasan,” ungkap Wallace.

Dia menjelaskan, "Setiap invasi tidak akan dilihat sebagai 'pembebasan' tetapi sebagai pendudukan, dan saya khawatir hal itu dapat menyebabkan hilangnya banyak nyawa di semua sisi."

Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock mengatakan sebelum pertemuan dengan mitranya dari Rusia pada Selasa (18/1/2022), dia berharap ketegangan dapat diselesaikan dengan diplomasi tetapi, jika tidak, Moskow akan membayar "harga tinggi" untuk tindakan agresif terhadap Ukraina.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More