Ekonomi Kian Hancur, Demonstran Blokir Jalan di Beirut dengan Truk dan Bus

Jum'at, 14 Januari 2022 - 06:30 WIB
Ekonomi kian hancur, demonstran blokir jalan di Beirut dengan truk dan bus. FOTO/Reuters
BEIRUT - Pengemudi truk dan bus Lebanon memblokir jalan-jalan utama di ibu kota Beirut dan daerah-daerah lain pada Kamis (13/1/2022). Aksi ini dilakukan sebagai protes atas kegagalan para politisi untuk mengatasi krisis ekonomi yang telah membuat mata uang berputar-putar dan mendorong harga-harga melambung tinggi.

Pound Lebanon telah runtuh sejak 2019, ketika ekonomi runtuh di bawah segunung utang. Namun, kabinet yang dibentuk pada bulan September dengan janji untuk mulai memperbaiki ekonomi, belum bertemu selama tiga bulan karena para pesaing berdebat tentang pelaksanaan penyelidikan ledakan pelabuhan Beirut tahun 2020.





"Saya memberitahu semua orang, bahwa jika ada protes atau demonstrasi menentang situasi ini, turunlah ke jalan. Jika kita menunggu pemimpin atau partai kita, tidak ada yang akan peduli," kata Mohamed al-Muqdad (58), seorang demonstran yang turun ke persimpangan jalan di pinggiran kota Beirut.

"Saya ingin pejabat manapun - presiden, perdana menteri, ketua parlemen - mencoba hidup selama satu hari dengan gaji seorang pekerja miskin. Mari kita lihat bagaimana mereka akan melakukannya," katanya saat puluhan truk memblokir lalu lintas. Tindakan serupa menyumbat rute di tempat lain di negara tersebut.

Pound Lebanon, yang secara bebas ditukar di toko-toko dan bank dengan harga 1.500 per dolar hingga krisis meletus pada 2019, telah runtuh dan diperdagangkan di pasar tidak resmi pada hari Kamis di sekitar 31.500. Gaji kelas menengah yang dulu nyaman sekarang hampir tidak bisa memberi makan keluarga.



"Kenaikan nilai tukar menyebabkan masalah yang sangat besar. Itu membuat orang Lebanon kelaparan, membuat semua warga miskin, warga tidak mampu mengisi bahan bakar lagi. Orang tidak mampu membeli roti atau makanan. Di mana kita menuju?" kata Fadi Abou Chakra, juru bicara serikat stasiun bahan bakar Lebanon.

Presiden Michel Aoun telah berusaha untuk menggembleng beberapa faksi sektarian untuk mengadakan konferensi dialog nasional, tetapi pembicaraan minggu ini sejauh ini hanya mendapat dukungan dari sekutu dekat. Beberapa penentang mengatakan konferensi semacam itu harus menunggu sampai setelah pemilihan parlemen Mei mendatang.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More