NATO Emoh Setop Terima Anggota Baru dan Sebar Pasukan Dekat Rusia

Kamis, 13 Januari 2022 - 02:01 WIB
Sekjen NATO Jens Stoltenberg. Foto/Politico
BRUSSELS - Pejabat Rusia dan NATO mengadakan pembicaraan di Brussels, Belgia, guna membahas proposal keamanan yang diajukan Moskow Desember lalu pada Rabu (13/1/2022). Pertemuan ini berlangsung setelah sebelumnya Rusia melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) di Jenewa awal pekan ini.

Setelah pertemuan itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pihaknya akan melakukan segala upaya untuk menemukan jalan politik ke depan dengan Rusia, tetapi tidak akan menyerah pada prinsip-prinsip intinya termasuk kebijakan pintu terbuka untuk keanggotaan.

“Hari ini Rusia mengajukan proposal yang mereka terbitkan pada bulan Desember yang bertujuan untuk mengatasi masalah keamanan mereka; ini termasuk tuntutan untuk berhenti menerima anggota baru ke NATO dan menarik pasukan dari Eropa timur" kata Stoltenberg.



"NATO pada bagiannya menegakan kembali kebijakan pintu terbuka dan hak setiap negara untuk memilih pengaturan keamanannya sendiri. NATO menegaskan bahwa mereka tidak akan melepaskan kemampuan mereka untuk melindungi dan mempertahankan satu sama lain, termasuk dengan kehadiran pasukan di bagian timur negara aliansi," sambung Stoltenberg.

“Ada perbedaan signifikan antara NATO dan Rusia dalam masalah ini, dan perbedaan itu tidak akan mudah untuk dijembatani. Tapi itu adalah tanda positif bahwa semua sekutu NATO dan Rusia duduk di meja yang sama,” ujar Stoltenberg seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (13/1/2022).

Stoltenberg menunjukkan bahwa blok tersebut meminta Rusia selama pertemuan untuk menarik pasukannya dari Georgia, Moldova dan Ukraina. Mungkin ini mengacu pada pasukan penjaga perdamaian Rusia yang ditempatkan di Transnistria, Abkhazia dan Ossetia Selatan, dan ke Crimea, wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung kembali dengan Rusia pada tahun 2014.



NATO, kata Stoltenberg, menyatakan keprihatinan serius tentang dugaan penumpukan militer Rusia di dalam dan sekitar Ukraina dan meminta Rusia untuk meredakan situasi serta menghormati kedaulatan dan integritas teritorial tetangganya.

"NATO juga meminta Rusia untuk menahan diri dari sikap kekuatan agresif dan kegiatan memfitnah yang ditujukan terhadap sekutu dan mematuhi semua kewajiban dan komitmen internasionalnya," kata Stoltenberg.

Kepala NATO itu mengatakan blok tersebut siap untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan Rusia mengenai berbagai masalah, termasuk rudal, tetapi mengatakan bahwa pihak Rusia telah mengindikasikan bahwa mereka tidak siap untuk melakukannya pada tahap ini.



“NATO menjelaskan dalam pertemuan itu bahwa kami siap untuk menjadwalkan serangkaian pertemuan yang membahas berbagai topik yang berbeda, termasuk rudal dan batasan timbal balik yang dapat diverifikasi pada rudal, di Eropa," ujarnya.

"Dari pihak Rusia, mereka menjelaskan bahwa mereka tidak siap," sambung Stoltenberg.

Rancangan dokumen perjanjian keamanan kembar Rusia mengusulkan serangkaian komitmen mengikat yang ditujukan untuk mengurangi ketegangan antara Moskow dan Barat. Ini termasuk seruan kepada para pihak untuk tidak mengerahkan pasukan, sistem rudal, pesawat terbang, dan kapal perang di daerah-daerah di mana mereka dapat dianggap sebagai ancaman bagi pihak lain.



Amerika Serikat dan NATO diminta untuk menghentikan ekspansi aliansi itu ke arah timur, dan membatalkan rencana untuk memasukkan Ukraina atau negara lain bekas Uni Soviet ke dalam blok tersebut. NATO juga diminta untuk membatasi pengerahan senjata dan pasukan di sepanjang sisi timurnya – khususnya di negara-negara yang bergabung dengan aliansi tersebut setelah berakhirnya Perang Dingin.
(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More