Panglima Militer Inggris: Rusia Potong Kabel Bawah Laut Bisa Menjadi Tindakan Perang
Sabtu, 08 Januari 2022 - 16:44 WIB
LONDON - Laksamana Tony Radakin mengatakan Rusia menghancurkan kabel bawahlaut "berpotensi" dianggap sebagai tindakan perang. Ia juga mengatakan bahwa aktivitas bawah laut Rusia mengancam sistem informasi dunia.
"Ada peningkatan fenomenal dalam kapal selam Rusia dan aktivitas bawah laut selama 20 tahun terakhir," kata Tony kepada The Times dalam wawancara pertamanya sejak menjadi kepala angkatan bersenjata Inggris .
“Rusia telah mengembangkan kemampuan untuk mengancam kabel bawah laut itu dan berpotensi mengeksploitasi kabel bawah laut itu,” sambungnya seperti dilansir dari Independent, Sabtu (8/1/2022).
Dia mengatakan itu berarti Rusia dapat mengambil risiko dan berpotensi mengeksploitasi sistem informasi dunia, di mana kabel bawah laut menyebar ke seluruh dunia.
“Di situlah sebagian besar informasi dan lalu lintas dunia berjalan. Rusia telah mengembangkan kemampuan untuk mengancam kabel-kabel bawah laut itu dan berpotensi mengeksploitasi kabel-kabel bawah laut itu,” ujar mantan Kepala Staf Angkatan Laut Inggris itu.
Angkatan Laut Inggris telah melacak aktivitas kapal selam Rusia, dengan tabrakan antara HMS Northumberland dan kapal selam Rusia memicu spekulasi tentang aktivitas pemetaan kabel.
Tabrakan pada Desember 2020 itu difilmkan oleh kru dokumenter dari Channel 5 yang sedang mengerjakan serial televisi berjudul Warship: Life At Sea.
Dalam wawancaranya, Tony juga mengatakan Inggris perlu mengembangkan rudal hipersonik untuk bersaing dalam persaingan militer.
Dia menyoroti kemampuan rudal hipersonik dan jarak jauh Rusia sebagai ancaman dan kemampuan komparatif Inggris sebagai kelemahan.
“Kami belum (mendapatkannya) dan kami harus memilikinya,” ucapnya.
Tony juga mengatakan dia telah memberi tahu para menteri tentang "pilihan militer" Inggris jika Rusia melancarkan invasi ke Ukraina tetapi tidak mengungkapkan informasi lebih lanjut.
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, sebelumnya mengatakan akan sangat tidak mungkin Inggris mengirim pasukan jika invasi terjadi, sementara The Times melaporkan serangan dunia maya bisa menjadi pilihan.
Pembicaraan antara Rusia, Amerika Serikat (AS) dan NATO dijadwalkan minggu depan di tengah ketegangan yang dipicu oleh pembangunan militer Rusia di perbatasan Ukraina. Namun Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu perlu bersiap menghadapi kemungkinan bahwa diplomasi akan gagal.
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, pada hari Jumat menyerukan Rusia untuk mengakhiri "aktivitas memfitnah" terhadap Ukraina.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
"Ada peningkatan fenomenal dalam kapal selam Rusia dan aktivitas bawah laut selama 20 tahun terakhir," kata Tony kepada The Times dalam wawancara pertamanya sejak menjadi kepala angkatan bersenjata Inggris .
“Rusia telah mengembangkan kemampuan untuk mengancam kabel bawah laut itu dan berpotensi mengeksploitasi kabel bawah laut itu,” sambungnya seperti dilansir dari Independent, Sabtu (8/1/2022).
Dia mengatakan itu berarti Rusia dapat mengambil risiko dan berpotensi mengeksploitasi sistem informasi dunia, di mana kabel bawah laut menyebar ke seluruh dunia.
“Di situlah sebagian besar informasi dan lalu lintas dunia berjalan. Rusia telah mengembangkan kemampuan untuk mengancam kabel-kabel bawah laut itu dan berpotensi mengeksploitasi kabel-kabel bawah laut itu,” ujar mantan Kepala Staf Angkatan Laut Inggris itu.
Angkatan Laut Inggris telah melacak aktivitas kapal selam Rusia, dengan tabrakan antara HMS Northumberland dan kapal selam Rusia memicu spekulasi tentang aktivitas pemetaan kabel.
Tabrakan pada Desember 2020 itu difilmkan oleh kru dokumenter dari Channel 5 yang sedang mengerjakan serial televisi berjudul Warship: Life At Sea.
Dalam wawancaranya, Tony juga mengatakan Inggris perlu mengembangkan rudal hipersonik untuk bersaing dalam persaingan militer.
Dia menyoroti kemampuan rudal hipersonik dan jarak jauh Rusia sebagai ancaman dan kemampuan komparatif Inggris sebagai kelemahan.
“Kami belum (mendapatkannya) dan kami harus memilikinya,” ucapnya.
Tony juga mengatakan dia telah memberi tahu para menteri tentang "pilihan militer" Inggris jika Rusia melancarkan invasi ke Ukraina tetapi tidak mengungkapkan informasi lebih lanjut.
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, sebelumnya mengatakan akan sangat tidak mungkin Inggris mengirim pasukan jika invasi terjadi, sementara The Times melaporkan serangan dunia maya bisa menjadi pilihan.
Pembicaraan antara Rusia, Amerika Serikat (AS) dan NATO dijadwalkan minggu depan di tengah ketegangan yang dipicu oleh pembangunan militer Rusia di perbatasan Ukraina. Namun Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu perlu bersiap menghadapi kemungkinan bahwa diplomasi akan gagal.
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, pada hari Jumat menyerukan Rusia untuk mengakhiri "aktivitas memfitnah" terhadap Ukraina.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(esn)
tulis komentar anda