AS dan Jepang Berkolaborasi Kembangkan Senjata Lawan Rudal Hipersonik
Jum'at, 07 Januari 2022 - 14:41 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan Jepang sepakat berkolaborasi untuk mengembangkan senjata pertahanan yang mampu melawan rudal hipersonik . Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken mengatakan kedua pihak akan segera meneken kerja sama tersebut.
Menurut Blinken, perjanjian untuk lima tahun ke depan akan mendukung kerangka kerja yang akan menginvestasikan sumber daya yang lebih besar untuk memperdalam kesiapan militer dan interoperabilitas.
“Kami meluncurkan perjanjian penelitian dan pengembangan baru yang akan memudahkan para ilmuwan kami, bagi para insinyur dan manajer program kami untuk berkolaborasi dalam masalah-masalah terkait pertahanan yang muncul mulai dari melawan ancaman hipersonik hingga memajukan kemampuan berbasis ruang angkasa,” kata Blinken selama konferensi virtual dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan rekan-rekan Jepang mereka pada hari Kamis, yang dikutip Sputniknews, Jumat (7/1/2022).
Austin dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya aliansi AS-Jepang untuk menghadapi tantangan dari Korea Utara dan China di kawasan Pasifik.
Austin, Blinken, Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel bertemu secara virtual dengan Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa dan Menteri Pertahanan Kishi Nobuo untuk membahas berbagai masalah yang menjadi perhatian bersama.
Hayashi mengatakan Amerika Serikat dan Jepang harus siap merespons secara efektif tantangan masa kini dan masa depan di kawasan, terutama untuk memiliki kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan pada hari sebelumnya bahwa Jepang mengajukan protes terhadap Korea Utara melalui saluran diplomatik di Beijing atas peluncuran rudal terbaru Pyongyang yang diklaim sebagai rudal hipersonik.
Pada hari Rabu, Coast Guard Jepang dan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan mereka telah mengamati proyektil yang tidak diketahui, yang diduga sebagai rudal balistik, yang ditembakkan oleh Korea Utara ke arah Laut Jepang.
Itu adalah uji coba pertama senjata Korea Utara tahun ini. Sebelumnya, Korea Utara menguji tembak rudal balistik melalui kapal selam pada 19 Oktober 2021.
Menurut Blinken, perjanjian untuk lima tahun ke depan akan mendukung kerangka kerja yang akan menginvestasikan sumber daya yang lebih besar untuk memperdalam kesiapan militer dan interoperabilitas.
Baca Juga
“Kami meluncurkan perjanjian penelitian dan pengembangan baru yang akan memudahkan para ilmuwan kami, bagi para insinyur dan manajer program kami untuk berkolaborasi dalam masalah-masalah terkait pertahanan yang muncul mulai dari melawan ancaman hipersonik hingga memajukan kemampuan berbasis ruang angkasa,” kata Blinken selama konferensi virtual dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan rekan-rekan Jepang mereka pada hari Kamis, yang dikutip Sputniknews, Jumat (7/1/2022).
Austin dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya aliansi AS-Jepang untuk menghadapi tantangan dari Korea Utara dan China di kawasan Pasifik.
Austin, Blinken, Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel bertemu secara virtual dengan Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa dan Menteri Pertahanan Kishi Nobuo untuk membahas berbagai masalah yang menjadi perhatian bersama.
Hayashi mengatakan Amerika Serikat dan Jepang harus siap merespons secara efektif tantangan masa kini dan masa depan di kawasan, terutama untuk memiliki kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan pada hari sebelumnya bahwa Jepang mengajukan protes terhadap Korea Utara melalui saluran diplomatik di Beijing atas peluncuran rudal terbaru Pyongyang yang diklaim sebagai rudal hipersonik.
Pada hari Rabu, Coast Guard Jepang dan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan mereka telah mengamati proyektil yang tidak diketahui, yang diduga sebagai rudal balistik, yang ditembakkan oleh Korea Utara ke arah Laut Jepang.
Itu adalah uji coba pertama senjata Korea Utara tahun ini. Sebelumnya, Korea Utara menguji tembak rudal balistik melalui kapal selam pada 19 Oktober 2021.
(min)
tulis komentar anda