Profil Raja Yordania Abdullah II, Generasi ke-41 Keturunan Nabi Muhammad
Jum'at, 07 Januari 2022 - 10:13 WIB
AMMAN - Abdullah II adalah Raja Kerajaan Hashemite Yordania saat ini. Dia tercatat sebagai generasi ke-41 keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.
Dia naik takhta pada tanggal 7 Februari 1999 setelah ayahnya; Raja Hussein bin Talal, meninggal dunia.
Mengutip situs resmi Raja Abdullah, kingabdullah.jo, Jumat (7/1/2022), dia merupakan putra tertua Raja Hussein bin Talal dan Putri Muna Al Hussein. Dia lahir di Amman pada 30 Januari 1962.
Raja Abdullah II memiliki empat saudara laki-laki dan enam saudara perempuan. Dia menerima pendidikan dasar di Islamic Educational College di Amman, mendaftar pada tahun 1966.
Dia kemudian bersekolah di Saint Edmund’s School di Surrey, Inggris dan Eaglebrook School and Deerfield Academy di Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan pendidikan menengah.
Dalam pelatihan sebagai perwira di Angkatan Bersenjata Yordania, Abdullah II bergabung dengan Royal Military Academy Sandhurst di Inggris pada tahun 1980.
Dia ditugaskan sebagai Letnan Kedua setelah menyelesaikan pendidikan militer di sana. Abdullah II kemudian diangkat sebagai komandan kompi kepanduan di Batalyon 13/18 British Royal Hussars.
Pada tahun 1982, dia menyelesaikan kursus studi khusus satu tahun tentang Timur Tengah di Oxford University.
Sekembalinya ke Yordania, Abdullah II mendaftar di Angkatan Bersenjata Yordania-Tentara Arab dengan pangkat letnan satu; dan kemudian menjabat sebagai komandan peleton dan asisten komandan kompi di Brigade Lapis Baja ke-40.
Pada tahun 1985, dia menghadiri kursus baju besi tingkat lanjut di Fort Knox, Kentucky, Amerika Serikat.
Pada tahun 1986, Abdullah II menjadi komandan kompi tank, dengan pangkat Kapten di Brigade Lapis Baja ke-91 Angkatan Bersenjata Yordania.
Dia juga bertugas di sayap helikopter anti-tank di Angkatan Udara Kerajaan Yordania, setelah memperoleh kualifikasi sebagai penerjun payung di terjun bebas militer dan sebagai pilot Helikopter Serang Cobra.
Pada tahun 1987, Abdullah II menghadiri School of Foreign Service di Georgetown University di Washington, DC, dan melakukan studi dan penelitian lanjutan di bidang Hubungan Internasional dalam kerangka program master di bidang Layanan Luar Negeri.
Dia kemudian menjabat sebagai asisten komandan kompi di Batalyon Tank Kerajaan ke-17, dan kemudian dipromosikan ke pangkat Mayor. Tak cukup, Abdullah II kemudian menghadiri kursus staf di Staff College, Camberley, di Inggris.
Pada periode 1991-1992, Abdullah II mewakili Korps Lapis Baja di Kantor Inspektur Jenderal Angkatan Bersenjata Yordania-Tentara Arab. Dia juga memimpin Batalyon Lapis Baja Kerajaan Kedua; dan pada tahun 1993 dipromosikan menjadi Kolonel, mengambil alih kepemimpinan sebagai Komandan Brigade Lapis Baja ke-40.
Selanjutnya, Abdullah II menjadi Asisten Panglima Pasukan Khusus Kerajaan Yordania, sebelum diangkat sebagai Panglima dengan pangkat Brigadir Jenderal.
Pada tahun 1996, Abdullah II merestrukturisasi Pasukan Khusus pada tahun 1996 untuk membentuk unit elite dan membuat Komando Pasukan Khusus.
Dia dipromosikan menjadi Mayor Jenderal pada tahun 1998; dan pada bulan Juni dan Juli tahun yang sama, menghadiri kursus tentang pengelolaan sumber daya pertahanan di Sekolah Pascasarjana Angkatan Laut di Monterey, California.
Selain dinas militer, Abdullah II yang saat itu masih berstatus pangeran menjabat sebagai wali Yordania beberapa kali tanpa kehadiran Raja Hussein.
Pada tanggal 29 Januari 1999, Pangeran Abdullah II bin Al Hussein diangkat sebagai Putra Mahkota dengan Keputusan Kerajaan.
Penobatannya sebagai Putra Mahkota dengan Keputusan Kerajaan sesuai dengan Pasal 28 Konstitusi Yordania. Dia naik takhta sebagai raja, menggantikan ayahnya yang meninggal, pada 7 Februari 1999.
Beberapa tahun sebelum naik taktha, Pangeran Abdullah menikahi Putri Rania Al Abdullah pada 10 Juni 1993. Mereka memiliki dua putra; Pangeran Al Hussein yang lahir pada 28 Juni 1994 dan Pangeran Hashem yang lahir pada 30 Januari 2005. Pasangan itu juga dikaruniai dua putri; Putri Iman yang lahir pada 27 September 1996 dan Putri Salma yang lahir pada 26 September 2000.
Berbekal pendidikan militer yang mumpuni, Raja Abdullah II pernah turun tangan langsung menggempur kelompok ISIS setelah seorang tentara Yordania ditangkap kelompok itu dan dieksekusi secara kejam.
Raja Abdullah II populer secara lokal dan internasional karena menjaga stabilitas Yordania, dan dikenal karena mempromosikan dialog antaragama dan pemahaman Islam yang moderat.
Sebagai pemimpin Arab terlama saat ini, dia dianggap oleh Royal Islamic Strategic Studies Centre sebagai muslim paling berpengaruh di dunia pada tahun 2016.
Raja Abdullah II juga mengemban amanah sebagai penjaga situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem, posisi yang dipegang oleh dinastinya sejak 1924.
Dia naik takhta pada tanggal 7 Februari 1999 setelah ayahnya; Raja Hussein bin Talal, meninggal dunia.
Mengutip situs resmi Raja Abdullah, kingabdullah.jo, Jumat (7/1/2022), dia merupakan putra tertua Raja Hussein bin Talal dan Putri Muna Al Hussein. Dia lahir di Amman pada 30 Januari 1962.
Raja Abdullah II memiliki empat saudara laki-laki dan enam saudara perempuan. Dia menerima pendidikan dasar di Islamic Educational College di Amman, mendaftar pada tahun 1966.
Dia kemudian bersekolah di Saint Edmund’s School di Surrey, Inggris dan Eaglebrook School and Deerfield Academy di Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan pendidikan menengah.
Dalam pelatihan sebagai perwira di Angkatan Bersenjata Yordania, Abdullah II bergabung dengan Royal Military Academy Sandhurst di Inggris pada tahun 1980.
Dia ditugaskan sebagai Letnan Kedua setelah menyelesaikan pendidikan militer di sana. Abdullah II kemudian diangkat sebagai komandan kompi kepanduan di Batalyon 13/18 British Royal Hussars.
Pada tahun 1982, dia menyelesaikan kursus studi khusus satu tahun tentang Timur Tengah di Oxford University.
Sekembalinya ke Yordania, Abdullah II mendaftar di Angkatan Bersenjata Yordania-Tentara Arab dengan pangkat letnan satu; dan kemudian menjabat sebagai komandan peleton dan asisten komandan kompi di Brigade Lapis Baja ke-40.
Pada tahun 1985, dia menghadiri kursus baju besi tingkat lanjut di Fort Knox, Kentucky, Amerika Serikat.
Pada tahun 1986, Abdullah II menjadi komandan kompi tank, dengan pangkat Kapten di Brigade Lapis Baja ke-91 Angkatan Bersenjata Yordania.
Dia juga bertugas di sayap helikopter anti-tank di Angkatan Udara Kerajaan Yordania, setelah memperoleh kualifikasi sebagai penerjun payung di terjun bebas militer dan sebagai pilot Helikopter Serang Cobra.
Pada tahun 1987, Abdullah II menghadiri School of Foreign Service di Georgetown University di Washington, DC, dan melakukan studi dan penelitian lanjutan di bidang Hubungan Internasional dalam kerangka program master di bidang Layanan Luar Negeri.
Dia kemudian menjabat sebagai asisten komandan kompi di Batalyon Tank Kerajaan ke-17, dan kemudian dipromosikan ke pangkat Mayor. Tak cukup, Abdullah II kemudian menghadiri kursus staf di Staff College, Camberley, di Inggris.
Pada periode 1991-1992, Abdullah II mewakili Korps Lapis Baja di Kantor Inspektur Jenderal Angkatan Bersenjata Yordania-Tentara Arab. Dia juga memimpin Batalyon Lapis Baja Kerajaan Kedua; dan pada tahun 1993 dipromosikan menjadi Kolonel, mengambil alih kepemimpinan sebagai Komandan Brigade Lapis Baja ke-40.
Selanjutnya, Abdullah II menjadi Asisten Panglima Pasukan Khusus Kerajaan Yordania, sebelum diangkat sebagai Panglima dengan pangkat Brigadir Jenderal.
Pada tahun 1996, Abdullah II merestrukturisasi Pasukan Khusus pada tahun 1996 untuk membentuk unit elite dan membuat Komando Pasukan Khusus.
Dia dipromosikan menjadi Mayor Jenderal pada tahun 1998; dan pada bulan Juni dan Juli tahun yang sama, menghadiri kursus tentang pengelolaan sumber daya pertahanan di Sekolah Pascasarjana Angkatan Laut di Monterey, California.
Selain dinas militer, Abdullah II yang saat itu masih berstatus pangeran menjabat sebagai wali Yordania beberapa kali tanpa kehadiran Raja Hussein.
Pada tanggal 29 Januari 1999, Pangeran Abdullah II bin Al Hussein diangkat sebagai Putra Mahkota dengan Keputusan Kerajaan.
Penobatannya sebagai Putra Mahkota dengan Keputusan Kerajaan sesuai dengan Pasal 28 Konstitusi Yordania. Dia naik takhta sebagai raja, menggantikan ayahnya yang meninggal, pada 7 Februari 1999.
Beberapa tahun sebelum naik taktha, Pangeran Abdullah menikahi Putri Rania Al Abdullah pada 10 Juni 1993. Mereka memiliki dua putra; Pangeran Al Hussein yang lahir pada 28 Juni 1994 dan Pangeran Hashem yang lahir pada 30 Januari 2005. Pasangan itu juga dikaruniai dua putri; Putri Iman yang lahir pada 27 September 1996 dan Putri Salma yang lahir pada 26 September 2000.
Berbekal pendidikan militer yang mumpuni, Raja Abdullah II pernah turun tangan langsung menggempur kelompok ISIS setelah seorang tentara Yordania ditangkap kelompok itu dan dieksekusi secara kejam.
Raja Abdullah II populer secara lokal dan internasional karena menjaga stabilitas Yordania, dan dikenal karena mempromosikan dialog antaragama dan pemahaman Islam yang moderat.
Sebagai pemimpin Arab terlama saat ini, dia dianggap oleh Royal Islamic Strategic Studies Centre sebagai muslim paling berpengaruh di dunia pada tahun 2016.
Raja Abdullah II juga mengemban amanah sebagai penjaga situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem, posisi yang dipegang oleh dinastinya sejak 1924.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda