Tahun Lalu, 4.400 Migran Hilang di Laut saat Mencoba Masuk ke Spanyol
Selasa, 04 Januari 2022 - 05:00 WIB
BARCELONA - Lebih dari 4.400 migran , termasuk sedikitnya 205 anak-anak, hilang di laut saat mencoba mencapai Spanyol pada 2021, kata sebuah kelompok pemantau, Senin (3/1/2022). Angka ini dua kali lipat lebih besar dibanding tahun sebelumnya dan jadi yang terbesar sejak kelompok itu mulai menghitung pada 2018.
Kelompok pemanta itu, Walking Borders atau Caminando Fronteras, menyalahkan rute yang semakin berbahaya, kapal yang lebih rendah dan ketakutan beberapa kapal untuk membantu migran di laut sebagai penyebab terjadinya lonjakan kematian.
Seperti dilaporkan Reuters, menurut statistik resmi Spanyol, 39.000 migran tidak berdokumen berhasil mencapai Spanyol melalui laut atau darat tahun lalu. Ini adalah angka yang sama dengan tahun sebelumnya.
Walking Borders mengatakan, lebih dari 90 persen migran hilang atau tewas hilang di 124 kapal karam dalam perjalanan ke Kepulauan Canary Spanyol di Samudra Atlantik pada 20 Desember. Sejak 2020, pulau-pulau di lepas pantai Afrika telah menjadi tujuan utama para migran yang mencoba mencapai Spanyol.
Helena Maleno, pendiri Caminando Fronteras, mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut mengumpulkan data dari hotline yang disiapkan untuk para migran di kapal yang bermasalah untuk meminta bantuan, dan dari anggota keluarga yang mencari informasi.
Kelompok ini juga menyelidiki nasib masing-masing perahu dan menganggap mereka yang hilang di laut selama setidaknya satu bulan, akan mati. Hampir 95 persen dari angka tersebut mewakili orang-orang yang hilang.
Organisasi Internasional PBB untuk Migrasi (IOM) menghitung 955 orang yang meninggal atau hilang pada tahun 2021 mencoba mencapai Kepulauan Canary pada 22 Desember, angka tertinggi yang didokumentasikan sejak 2014.
IOM memperoleh datanya dari catatan pejabat, laporan media dan kelompok lain, termasuk Walking Borders, tetapi mengatakan jumlahnya konservatif dan jumlah korban sebenarnya mungkin lebih tinggi.
Spanyol tidak menyimpan angka untuk orang yang meninggal saat mencoba mencapai pantainya, dan juru bicara Kementerian Dalam Negeri menolak mengomentari angka terbaru.
Kelompok pemanta itu, Walking Borders atau Caminando Fronteras, menyalahkan rute yang semakin berbahaya, kapal yang lebih rendah dan ketakutan beberapa kapal untuk membantu migran di laut sebagai penyebab terjadinya lonjakan kematian.
Seperti dilaporkan Reuters, menurut statistik resmi Spanyol, 39.000 migran tidak berdokumen berhasil mencapai Spanyol melalui laut atau darat tahun lalu. Ini adalah angka yang sama dengan tahun sebelumnya.
Walking Borders mengatakan, lebih dari 90 persen migran hilang atau tewas hilang di 124 kapal karam dalam perjalanan ke Kepulauan Canary Spanyol di Samudra Atlantik pada 20 Desember. Sejak 2020, pulau-pulau di lepas pantai Afrika telah menjadi tujuan utama para migran yang mencoba mencapai Spanyol.
Helena Maleno, pendiri Caminando Fronteras, mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut mengumpulkan data dari hotline yang disiapkan untuk para migran di kapal yang bermasalah untuk meminta bantuan, dan dari anggota keluarga yang mencari informasi.
Kelompok ini juga menyelidiki nasib masing-masing perahu dan menganggap mereka yang hilang di laut selama setidaknya satu bulan, akan mati. Hampir 95 persen dari angka tersebut mewakili orang-orang yang hilang.
Organisasi Internasional PBB untuk Migrasi (IOM) menghitung 955 orang yang meninggal atau hilang pada tahun 2021 mencoba mencapai Kepulauan Canary pada 22 Desember, angka tertinggi yang didokumentasikan sejak 2014.
IOM memperoleh datanya dari catatan pejabat, laporan media dan kelompok lain, termasuk Walking Borders, tetapi mengatakan jumlahnya konservatif dan jumlah korban sebenarnya mungkin lebih tinggi.
Spanyol tidak menyimpan angka untuk orang yang meninggal saat mencoba mencapai pantainya, dan juru bicara Kementerian Dalam Negeri menolak mengomentari angka terbaru.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda