Ketegangan Meningkat, Pemimpin Taiwan Desak China Menahan Nafsu
Sabtu, 01 Januari 2022 - 17:30 WIB
TAIPEI - Presiden Taiwan mendesak China untuk menahan nafsu "petualangan militernya", dengan ketegangan antara kedua belah pihak pada tingkat tertinggi dalam beberapa tahun.
Dalam pidato Tahun Barunya, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, pihak berwenang di Beijing harus menghentikan penyebaran petualangan militer di dalam barisannya.
"Penggunaan sarana militer sama sekali bukan pilihan untuk menyelesaikan perbedaan antara kedua pihak kami," ujarnya seperti dikutip dari Straits Times, Sabtu (1/1/2022).
Beijing telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik terhadap Taiwan sejak Tsai Ing-wen berkuasa pada 2016, saat dia menolak pendirian bahwa pulau itu adalah wilayah China.
Pesawat-pesawat tempur China telah melakukan serangan dalam jumlah besar secara historis ke zona pertahanan udara Taiwan dalam beberapa bulan terakhir.
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dan telah bersumpah untuk merebutnya suatu hari nanti, jika perlu dengan kekerasan.
"Penyatuan kembali tanah air kita adalah aspirasi yang dimiliki bersama oleh orang-orang baik di China maupun Taiwan," kata Presiden China Xi Jinping dalam pidato Tahun Barunya.
Kementerian pertahanan Taiwan memperingatkan pada Oktober bahwa ketegangan militer dengan China berada pada level tertinggi dalam empat dekade setelah jumlah jet China memasuki zona pertahanan udaranya mencatat rekor.
Beijing juga telah meningkatkan upaya dalam beberapa tahun terakhir untuk mengisolasi Taiwan di panggung internasional.
China menganggap setiap deklarasi formal Taiwan "merdeka" sebagai provokasi dan telah berulang kali mengancam konsekuensi bagi negara-negara yang mendukung Taipei dalam penentuan nasib sendiri.
Beijing telah mendorong sekutu diplomatik Taiwan yang semakin berkurang untuk beralih pihak.
Baru-baru ini, Nikaragua mengakui Beijing atas Taipei, dan China membuka kedutaannya di negara Amerika Tengah itu pada hari Jumat.
Dalam pidato Tahun Barunya, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, pihak berwenang di Beijing harus menghentikan penyebaran petualangan militer di dalam barisannya.
"Penggunaan sarana militer sama sekali bukan pilihan untuk menyelesaikan perbedaan antara kedua pihak kami," ujarnya seperti dikutip dari Straits Times, Sabtu (1/1/2022).
Beijing telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik terhadap Taiwan sejak Tsai Ing-wen berkuasa pada 2016, saat dia menolak pendirian bahwa pulau itu adalah wilayah China.
Pesawat-pesawat tempur China telah melakukan serangan dalam jumlah besar secara historis ke zona pertahanan udara Taiwan dalam beberapa bulan terakhir.
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dan telah bersumpah untuk merebutnya suatu hari nanti, jika perlu dengan kekerasan.
"Penyatuan kembali tanah air kita adalah aspirasi yang dimiliki bersama oleh orang-orang baik di China maupun Taiwan," kata Presiden China Xi Jinping dalam pidato Tahun Barunya.
Kementerian pertahanan Taiwan memperingatkan pada Oktober bahwa ketegangan militer dengan China berada pada level tertinggi dalam empat dekade setelah jumlah jet China memasuki zona pertahanan udaranya mencatat rekor.
Beijing juga telah meningkatkan upaya dalam beberapa tahun terakhir untuk mengisolasi Taiwan di panggung internasional.
China menganggap setiap deklarasi formal Taiwan "merdeka" sebagai provokasi dan telah berulang kali mengancam konsekuensi bagi negara-negara yang mendukung Taipei dalam penentuan nasib sendiri.
Beijing telah mendorong sekutu diplomatik Taiwan yang semakin berkurang untuk beralih pihak.
Baru-baru ini, Nikaragua mengakui Beijing atas Taipei, dan China membuka kedutaannya di negara Amerika Tengah itu pada hari Jumat.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda