Tegang dengan Rusia, Kapal Induk dan 5 Kapal Perang AS Tetap di Mediterania

Kamis, 30 Desember 2021 - 13:32 WIB
Kapal induk USS Harry Truman diperintahkan Pentagon untuk tetap di Laut Mediterania di tengah ketegangan dengan Rusia terkait krisis Ukraina. Foto/US Navy
WASHINGTON - Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memerintahkan kapal induk dan lima kapal perang Amerika Serikat (AS) untuk tetap berada di Laut Mediterania. Perintah ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia terkait krisis Ukraina.

Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada The Hill bahwa Austin memerintahkan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Harry Truman untuk tetap berada di wilayah operasi Komando Eropa.



Padahal, kelompok tempur itu direncanakan untuk beralih ke wilayah Komando Pusat yang meliputi timur laut Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan.

"Langkah itu mencerminkan perlunya kehadiran yang gigih di Eropa dan diperlukan untuk meyakinkan sekutu dan mitra kami tentang komitmen kami untuk pertahanan kolektif," kata pejabat Pentagon tersebut, yang dilansir Rabu (29/12/2021).



Kelompok Tempur USS Harry Truman berangkat dari AS pada 1 Desember untuk penempatan yang dijadwalkan secara teratur dan telah berada di Laut Mediterania sejak itu.

Kelompok tempur itu terdiri dari kapal induk USS Harry Truman dan lima kapal perang pendukungnya, yakni kapal penjelajah USS San Jacinto, dan kapal perusak berpeluru kendali USS Bainbridge, USS Cole, USS Gravely, dan USS Jason Dunham.

Kapal-kapal tersebut baru-baru ini menyelesaikan beberapa operasi taktis dengan Angkatan Laut Tunisia.

Perintah Austin tidak secara khusus menyebutkan Rusia atau Ukraina. Namun, itu terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan di Eropa Timur dengan kekhawatiran akan invasi oleh Moskow terhadap Kiev.

Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut AS dan sekutu Eropa-nya memastikan Ukraina tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan NATO.

Pada saat yang sama, pasukan militer Rusia telah berkumpul di perbatasan Ukraina, meningkatkan kekhawatiran akan aksi militer yang serupa dengan pencaplokan Crimea pada tahun 2014.

Beberapa laporan memperkirakan bahwa hingga 175.000 tentara Rusia siaga di perbatasan, bersama dengan peralatan tempur mereka.

Rusia juga telah meminta AS dan NATO untuk berjanji bahwa mereka tidak akan menempatkan pasukan atau mengirim sistem rudal ke Ukraina. Meskipun tidak ada jaminan yang dibuat, AS dan sekutu lainnya menjadwalkan pembicaraan dengan pejabat Rusia untuk bulan depan.

Awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan virtual dengan Putin, di mana Biden menekankan bahwa setiap serangan lebih lanjut ke Ukraina oleh Rusia akan disambut dengan sanksi ekonomi yang kuat dari AS dan sekutu Eropa-nya.

Pada satu titik, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan kemudian mengeklaim bahwa Biden menatap mata Presiden Putin dan mengatakan kepadanya; "Hal-hal yang tidak kami lakukan pada tahun 2014 kami siap lakukan sekarang.”

Jika AS dan NATO menolak memberikan jaminan keamanan seperti yang dituntut Rusia, Putin mengatakan tanggapan Moskow “mungkin berbeda.”

“Itu akan tergantung pada proposal yang akan dibuat oleh pakar militer kami kepada saya,” katanya kepada stasiun televisi Rossiya 1 pada hari Minggu lalu.

Rusia telah berulang kali mengeklaim tidak berniat untuk menyerang Ukraina, meskipun pasukannya terus-menerus dikerahkan di sepanjang perbatasan.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More