Pohon Natal Dijual Terbuka di Riyadh, Ini Kata Arab Saudi
Senin, 27 Desember 2021 - 09:07 WIB
RIYADH - Pohon Natal , pakaian Sinterklas dan pernak-pernik lainnya telah dijual secara terbuka di toko-toko mainan di Riyadh. Namun, otoritas terkait di Arab Saudi menyangkal telah mengizinkan impor pernak-pernik semacam itu.
Fotografer Bloomberg, Tasnem Al-Sultan, mengabadikan pemandangan tersebut pada 21 Desember 2021.
Nora, seorang wanita Arab Saudi berjalan melewati pohon Natal di jendela toko, mengatakan dia tidak keberatan melihat simbol perayaan Kristen di Riyadh. “Mereka menghormati kami. Kami menghormati mereka. Itu keyakinan mereka," katanya.
Anehnya, Otoritas Zakat, Pajak dan Bea Cukai Arab Saudi menyangkal laporan media asing tersebut dan menegaskan bahwa tidak ada impor pohon Natal dan pakaian Sinterklas.
Otoritas itu, seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (27/12/2021), juga mengabaikan fakta tentang maraknya foto-foto di media sosial tentang penjualan pernak-pernik Natal di Riyadh.
Menurut otoritas tersebut, pihaknya melarang impor pohon Natal atau simbol-simbol keagamaan selain Islam.
Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan oleh pengguna Twitter tentang apakah pohon Natal sekarang diizinkan masuk ke kerajaan.
Orang asing Kristen yang bekerja di Arab Saudi, terutama dari Lebanon dan Filipina, mengaku sudah terbiasa merayakan Natal secara tertutup.
Arab Saudi telah melihat sejumlah perubahan sosial, budaya dan ekonomi yang cepat dalam beberapa tahun terakhir, yang diprakarsai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Fotografer Bloomberg, Tasnem Al-Sultan, mengabadikan pemandangan tersebut pada 21 Desember 2021.
Nora, seorang wanita Arab Saudi berjalan melewati pohon Natal di jendela toko, mengatakan dia tidak keberatan melihat simbol perayaan Kristen di Riyadh. “Mereka menghormati kami. Kami menghormati mereka. Itu keyakinan mereka," katanya.
Anehnya, Otoritas Zakat, Pajak dan Bea Cukai Arab Saudi menyangkal laporan media asing tersebut dan menegaskan bahwa tidak ada impor pohon Natal dan pakaian Sinterklas.
Otoritas itu, seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (27/12/2021), juga mengabaikan fakta tentang maraknya foto-foto di media sosial tentang penjualan pernak-pernik Natal di Riyadh.
Menurut otoritas tersebut, pihaknya melarang impor pohon Natal atau simbol-simbol keagamaan selain Islam.
Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan oleh pengguna Twitter tentang apakah pohon Natal sekarang diizinkan masuk ke kerajaan.
Orang asing Kristen yang bekerja di Arab Saudi, terutama dari Lebanon dan Filipina, mengaku sudah terbiasa merayakan Natal secara tertutup.
Arab Saudi telah melihat sejumlah perubahan sosial, budaya dan ekonomi yang cepat dalam beberapa tahun terakhir, yang diprakarsai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
(min)
tulis komentar anda