Ingin Beraksi di Tengah Kerumunan Pejuang Taliban, Pelaku Bom Bunuh Diri Ditembak Mati
Kamis, 23 Desember 2021 - 22:18 WIB
KABUL - Seorang pelaku bom bunuh diri ditembak mati di luar kantor paspor utama Kabul , Afghanistan , sebelum melakukan aksinya. Insiden itu terjadi ketika ratusan pejuang Taliban tengah mengantre untuk mendapatkan dokumen perjalanan pada hari yang dikhususkan untuk mereka.
"Dia diidentifikasi dan dibunuh di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk," kat Mobin Khan, juru bicara polisi Kabul, seperti dilansir dari France24, Kamis (23/12/2021).
Ada sejumlah serangan terhadap pejuang Taliban sejak mereka kembali berkuasa pada Agustus lalu. Sebagian besar serangan itu diklaim oleh cabang lokal kelompok ISIS.
Sekitar 200 pejuang Taliban telah berkumpul di kantor paspor sejak fajar setelah pihak berwenang mengumumkan bahwa hari Kamis secara eksklusif diberikan bagi mereka untuk mengajukan paspor.
Tidak jelas mengapa para pejuang menginginkan paspor - atau ke mana mereka berencana pergi - karena petugas keamanan melarang wartawan mewawancarai mereka.
Warga sipil yang datang untuk memproses aplikasi mereka ditahan atau dipulangkan oleh keamanan Taliban, yang juga merobek dokumen beberapa saat mereka mendesak untuk masuk.
"Penerbitan paspor untuk anggota Taliban dibatalkan karena terlalu padat," kata Qari Shafiullah Tassal, juru bicara kantor tersebut.
Banyak orang juga secara salah mengklaim bahwa mereka memiliki hubungan dengan Taliban, katanya kepada AFP.
"Dia diidentifikasi dan dibunuh di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk," kat Mobin Khan, juru bicara polisi Kabul, seperti dilansir dari France24, Kamis (23/12/2021).
Ada sejumlah serangan terhadap pejuang Taliban sejak mereka kembali berkuasa pada Agustus lalu. Sebagian besar serangan itu diklaim oleh cabang lokal kelompok ISIS.
Sekitar 200 pejuang Taliban telah berkumpul di kantor paspor sejak fajar setelah pihak berwenang mengumumkan bahwa hari Kamis secara eksklusif diberikan bagi mereka untuk mengajukan paspor.
Tidak jelas mengapa para pejuang menginginkan paspor - atau ke mana mereka berencana pergi - karena petugas keamanan melarang wartawan mewawancarai mereka.
Warga sipil yang datang untuk memproses aplikasi mereka ditahan atau dipulangkan oleh keamanan Taliban, yang juga merobek dokumen beberapa saat mereka mendesak untuk masuk.
"Penerbitan paspor untuk anggota Taliban dibatalkan karena terlalu padat," kata Qari Shafiullah Tassal, juru bicara kantor tersebut.
Banyak orang juga secara salah mengklaim bahwa mereka memiliki hubungan dengan Taliban, katanya kepada AFP.
Lihat Juga :
tulis komentar anda