Militer Iran Gelar Latihan Gabungan di Dekat Pembangkit Nuklir Bushehr
Rabu, 22 Desember 2021 - 18:00 WIB
TEHERAN - Pengawal Revolusi Paramiliter Iran menggelar latihan militer besar-besaran di selatan negara itu sejak Senin (20/12/2021) hingga lima hari ke depan. Latgab ini dilangsungkan di tengah meningkatnya ketegangan atas program nuklir Teheran .
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa (21/12/2021), Divisi Kedirgantaraan, pasukan darat dan Angkatan Laut Garda bergabung dalam latihan lima hari. Pasukan maritim bersiap untuk bermanuver di Selat Hormuz yang strategis, pintu gerbang sempit untuk 20 persen minyak yang diperdagangkan di dunia.
Sementara Divisi Kedirgantaraan mengadakan latihan pertahanan udara di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr, di wilayah barat daya. Latihan juga dilaksanakan di beberapa bagian Teluk Persia.
Latihan itu dilakukan beberapa hari setelah putaran terakhir pembicaraan di Wina untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia yang berakhir dengan beberapa keuntungan sederhana, tetapi tidak ada kesepakatan.
Nournews, outlet media yang dekat dengan pasukan keamanan Iran, melaporkan pekan lalu, bahwa pasukan keamanan menilai ada kemungkinan yang kredibel bahwa Israel akan melancarkan serangan dalam upaya untuk menggagalkan pembicaraan di Wina.
Jenderal Gholamali Rashid, komandan pangkalan militer Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Khatam al-Anbiya, menyatakan bahwa setiap potensi serangan Israel tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya persetujuan dari Amerika Serikat (AS).
“Jika ancaman tersebut diterapkan, Angkatan Bersenjata Republik Islam akan melakukan serangan besar-besaran terhadap semua pusat, pangkalan, jalan, dan ruang yang digunakan untuk memungkinkan pelanggaran, dan terhadap asal-usul pelanggaran, berdasarkan rencana operasional yang terlatih,” tegasnya.
Awal bulan ini, ledakan keras terdengar dan sistem pertahanan udara di dekat fasilitas nuklir utama Iran di Natanz. Media pemerintah mengatakan, ledakan itu disebabkan oleh rudal yang ditembakkan sebagai bagian dari latihan pertahanan udara dan tidak ada objek musuh.
Fasilitas Natanz menjadi target dua serangan sabotase utama, yang dituduhkan Iran dilakukan oleh Israel, pada tahun 2020 dan 2021. Ada juga serangan sabotase lain pada bulan Juni, yang juga dilakukan oleh Israel, pada bengkel perakitan suku cadang sentrifugal di Karaj dekat ibu kota Teheran.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa (21/12/2021), Divisi Kedirgantaraan, pasukan darat dan Angkatan Laut Garda bergabung dalam latihan lima hari. Pasukan maritim bersiap untuk bermanuver di Selat Hormuz yang strategis, pintu gerbang sempit untuk 20 persen minyak yang diperdagangkan di dunia.
Sementara Divisi Kedirgantaraan mengadakan latihan pertahanan udara di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr, di wilayah barat daya. Latihan juga dilaksanakan di beberapa bagian Teluk Persia.
Latihan itu dilakukan beberapa hari setelah putaran terakhir pembicaraan di Wina untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia yang berakhir dengan beberapa keuntungan sederhana, tetapi tidak ada kesepakatan.
Nournews, outlet media yang dekat dengan pasukan keamanan Iran, melaporkan pekan lalu, bahwa pasukan keamanan menilai ada kemungkinan yang kredibel bahwa Israel akan melancarkan serangan dalam upaya untuk menggagalkan pembicaraan di Wina.
Baca Juga
Jenderal Gholamali Rashid, komandan pangkalan militer Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Khatam al-Anbiya, menyatakan bahwa setiap potensi serangan Israel tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya persetujuan dari Amerika Serikat (AS).
“Jika ancaman tersebut diterapkan, Angkatan Bersenjata Republik Islam akan melakukan serangan besar-besaran terhadap semua pusat, pangkalan, jalan, dan ruang yang digunakan untuk memungkinkan pelanggaran, dan terhadap asal-usul pelanggaran, berdasarkan rencana operasional yang terlatih,” tegasnya.
Awal bulan ini, ledakan keras terdengar dan sistem pertahanan udara di dekat fasilitas nuklir utama Iran di Natanz. Media pemerintah mengatakan, ledakan itu disebabkan oleh rudal yang ditembakkan sebagai bagian dari latihan pertahanan udara dan tidak ada objek musuh.
Fasilitas Natanz menjadi target dua serangan sabotase utama, yang dituduhkan Iran dilakukan oleh Israel, pada tahun 2020 dan 2021. Ada juga serangan sabotase lain pada bulan Juni, yang juga dilakukan oleh Israel, pada bengkel perakitan suku cadang sentrifugal di Karaj dekat ibu kota Teheran.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
(esn)
tulis komentar anda