Banjir Malaysia Tewaskan 7 Orang, 50 Ribu Warga Mengungsi
Selasa, 21 Desember 2021 - 00:15 WIB
KUALA LUMPUR - Lebih dari 50.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan sedikitnya tujuh orang tewas ketika Malaysia menghadapi beberapa banjir terburuk selama bertahun-tahun. Tujuh korban tewas dilaporkan terjadi di Selangor, menurut petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan yang dikutip di surat kabar The Star, Senin (20/12/2021).
Kepala Polisi Shah Alam, Asisten Komisaris Baharudin Mat Taib mengatakan, tiga orang tewas ditemukan di Taman Sri Muda, Shah Alam, pada Senin. Dua di antaranya diyakini warga setempat, sedangkan jenazah ketiga belum diketahui identitasnya, lapor Sinar Harian.
Baharudin sebelumnya mengatakan, bahwa mayat ditemukan oleh anggota masyarakat di dekat kondominium Alam Idaman di Shah Alam, Selangor, setelah permukaan air mulai surut sekitar pukul 19:50 pada hari Minggu.
“Segera setelah diberitahu tentang panggilan darurat yang melibatkan tubuh seorang pria berusia 30-an, personel segera dikirim ke tempat kejadian. Almarhum diyakini telah tenggelam," katanya, seperti dikutip dari Malay Mail.
Kantor berita Malaysia, Bernama melaporkan, bahwa pria tak dikenal itu adalah warga kondominium Residensi Hijauan dan kasusnya telah diklasifikasikan sebagai kematian mendadak. Kematian lainnya terjadi di Kuantan, Pahang. Jenazah pria 34 tahun ditemukan di Kampung Cempaka pada pukul 07.15, Senin.
Baca Juga: Malaysia Dilanda Banjir, Kuala Lumpur, Selangor dan Putrajaya Terendam
Sementara itu, 8 orang dilaporkan hilang di Bentong, Pahang. Mereka diduga hanyut terbawa arus banjir. Dengan munculnya laporan orang lain hilang, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.
Wakil Direktur Operasi Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Pahang, Ismail Abdul Ghani seperti menyatakan, tiga orang, termasuk seorang anak berusia enam tahun, dilaporkan hilang dalam insiden gelombang air di sebuah vila, sementara lima lainnya hilang di Telemong.
Hujan deras yang melanda pantai barat Semenanjung Malaysia mulai Jumat malam telah digambarkan sebagai peristiwa "sekali dalam 100 tahun".
“Curah hujan tahunan di Kuala Lumpur adalah 2.400mm dan ini berarti curah hujan (Jumat) telah melebihi rata-rata curah hujan selama sebulan. Ini sesuatu yang di luar dugaan dan hanya terjadi setiap 100 tahun sekali,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Air (KASA), Zaini Ujang.
Pada akhir pekan, hujan deras menyebabkan sungai meluap, membanjiri kota dan desa dan memutus jalan utama, dengan banyak pengendara terjebak di kendaraan mereka selama berjam-jam. Jumlah pengungsi di seluruh negeri naik menjadi sekitar 51.000 pada hari Senin, menurut data resmi.
Daerah yang paling parah terkena dampak adalah negara bagian timur Pahang, di mana sekitar 32.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Negara bagian Selangor yang terkaya dan terpadat di negara itu, di sekitar ibu kota Kuala Lumpur, juga terkena dampak parah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (NADMA) dikutip mengatakan bahwa tujuh negara bagian dan satu wilayah federal terkena dampak banjir, yaitu Kelantan, Terengganu, Pahang, Melaka, Negeri Sembilan, Selangor, Perak dan Kuala Lumpur.
Kepala Polisi Shah Alam, Asisten Komisaris Baharudin Mat Taib mengatakan, tiga orang tewas ditemukan di Taman Sri Muda, Shah Alam, pada Senin. Dua di antaranya diyakini warga setempat, sedangkan jenazah ketiga belum diketahui identitasnya, lapor Sinar Harian.
Baharudin sebelumnya mengatakan, bahwa mayat ditemukan oleh anggota masyarakat di dekat kondominium Alam Idaman di Shah Alam, Selangor, setelah permukaan air mulai surut sekitar pukul 19:50 pada hari Minggu.
“Segera setelah diberitahu tentang panggilan darurat yang melibatkan tubuh seorang pria berusia 30-an, personel segera dikirim ke tempat kejadian. Almarhum diyakini telah tenggelam," katanya, seperti dikutip dari Malay Mail.
Kantor berita Malaysia, Bernama melaporkan, bahwa pria tak dikenal itu adalah warga kondominium Residensi Hijauan dan kasusnya telah diklasifikasikan sebagai kematian mendadak. Kematian lainnya terjadi di Kuantan, Pahang. Jenazah pria 34 tahun ditemukan di Kampung Cempaka pada pukul 07.15, Senin.
Baca Juga: Malaysia Dilanda Banjir, Kuala Lumpur, Selangor dan Putrajaya Terendam
Sementara itu, 8 orang dilaporkan hilang di Bentong, Pahang. Mereka diduga hanyut terbawa arus banjir. Dengan munculnya laporan orang lain hilang, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.
Wakil Direktur Operasi Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Pahang, Ismail Abdul Ghani seperti menyatakan, tiga orang, termasuk seorang anak berusia enam tahun, dilaporkan hilang dalam insiden gelombang air di sebuah vila, sementara lima lainnya hilang di Telemong.
Hujan deras yang melanda pantai barat Semenanjung Malaysia mulai Jumat malam telah digambarkan sebagai peristiwa "sekali dalam 100 tahun".
“Curah hujan tahunan di Kuala Lumpur adalah 2.400mm dan ini berarti curah hujan (Jumat) telah melebihi rata-rata curah hujan selama sebulan. Ini sesuatu yang di luar dugaan dan hanya terjadi setiap 100 tahun sekali,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Air (KASA), Zaini Ujang.
Pada akhir pekan, hujan deras menyebabkan sungai meluap, membanjiri kota dan desa dan memutus jalan utama, dengan banyak pengendara terjebak di kendaraan mereka selama berjam-jam. Jumlah pengungsi di seluruh negeri naik menjadi sekitar 51.000 pada hari Senin, menurut data resmi.
Daerah yang paling parah terkena dampak adalah negara bagian timur Pahang, di mana sekitar 32.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Negara bagian Selangor yang terkaya dan terpadat di negara itu, di sekitar ibu kota Kuala Lumpur, juga terkena dampak parah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (NADMA) dikutip mengatakan bahwa tujuh negara bagian dan satu wilayah federal terkena dampak banjir, yaitu Kelantan, Terengganu, Pahang, Melaka, Negeri Sembilan, Selangor, Perak dan Kuala Lumpur.
(esn)
tulis komentar anda