Pakistan: Tolong Jangan Tinggalkan Afghanistan

Sabtu, 18 Desember 2021 - 17:27 WIB
Evakuasi warga sipil dari Afghanistan. FOTO/Reuters
KABUL - Pakistan akan menggalang negara-negara Muslim di dunia untuk membantu Afghanistan guna mencegah bencana ekonomi dan kemanusiaan terjadi di negara tersebut. Pakistan juga akan berupaya membujuk Taliban, penguasa baru di Afghanistan untuk melunakkan citra mereka di luar negeri.

Pada akhir pekan mendatang, beberapa Menteri Luar Negeri dari 57-anggota Organisasi Kerjasama Islam akan bertemu di Islamabad. Pertemuan ini untuk mengeksplorasi cara-cara membantu Afghanistan, di tengah sulitnya menebak realitas politik yang dijalankan Taliban.





“Pertemuan OKI adalah pertemuan yang bukan merupakan pengakuan resmi terhadap rezim Taliban,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi, seperti dikutip dari AP, Sabtu (18/12/2021).

Dia mengatakan, pesan untuk pertemuan pada hari Minggu besok adalah agak negara Islam jangan meninggalkan Afghanistan. “Tolong jangan tinggalkan Afghanistan. Silakan terlibat. Kami berbicara untuk rakyat Afghanistan. Kami tidak sedang membicarakan kelompok tertentu. Kami berbicara tentang orang-orang Afghanistan,” lanjutnya.

Qureshi mengatakan, negara-negara besar - termasuk Amerika Serikat (AS), Rusia, Cina dan Uni Eropa - akan mengirim perwakilan khusus mereka di Afghanistan ke pertemuan puncak satu hari tersebut. Menteri Luar Negeri Afghanistan yang ditunjuk Taliban, Amir Khan Muttaqi juga akan menghadiri konferensi tersebut.

Afghanistan menghadapi krisis ekonomi dan bencana kemanusiaan yang menjulang setelah pengambilalihan Taliban. Aset negara senilai miliaran dolar di luar negeri, sebagian besar di AS, telah dibekukan dan pendanaan internasional ke negara itu telah dihentikan.



Dunia juga masih menunggu perkembangan, sebelum memperluas pengakuan formal apa pun kepada penguasa baru di Kabul. Dunia waspada bahwa Taliban dapat memberlakukan rezim yang sama kerasnya seperti ketika mereka berkuasa 20 tahun lalu—meskipun mereka menjamin sebaliknya.

Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pekan lalu, Muttaqi mengatakan bahwa penguasa baru Afghanistan berkomitmen untuk pendidikan anak perempuan dan perempuan dalam angkatan kerja.

Namun empat bulan setelah pemerintahan Taliban, anak perempuan tidak diizinkan bersekolah di sekolah menengah di sebagian besar provinsi. Dan, meskipun perempuan telah kembali ke pekerjaan mereka di sebagian besar sektor perawatan kesehatan, banyak pegawai negeri perempuan dilarang masuk kerja.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More