Dalam Kurun 16 Bulan, 66 Tentara Ukraina Tewas Akibat Provokasi Bersenjata Rusia

Kamis, 25 November 2021 - 21:00 WIB
Pasukan Ukraina bersiaga hadapi invasi Rusia. FOTO/Reuters
KIEV - Sejak Tindakan Tambahan untuk memperkuat gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia diberlakukan pada 27 Juli 2020, total 66 tentara Ukraina telah tewas dan 275 terluka akibat penembakan dan provokasi bersenjata oleh pihak Rusia.

Fakta itu berdasar laporan Misi Ukraina untuk OSCE, yang disampaikan pada pertemuan Forum Kerjasama Keamanan pada hari Rabu (24/11/2021), yang didengar oleh koresponden media Ukraina, Ukrinform.



Menurut laporan itu, secara total, dari 27 Juli 2020 hingga 22 November 2021, Pasukan Gabungan Ukraina mencatat ada 2.848 pelanggaran gencatan senjata oleh pihak Rusia. “Yang menjadi perhatian khusus adalah bahwa dalam 759 kasus, pasukan pendudukan menggunakan senjata yang dilarang oleh perjanjian Minsk,” tambah delegasi Ukraina.

Para diplomat mencatat bahwa selama seminggu terakhir, situasi di zona konflik di Ukraina timur telah ditandai dengan penembakan reguler dan provokasi bersenjata oleh pasukan pendudukan Rusia. Posisi Angkatan Bersenjata Ukraina ditembakkan sebanyak 65 kali, termasuk 26 dengan penggunaan senjata yang dilarang oleh perjanjian Minsk. Seorang prajurit militer Ukraina, 33, terluka dalam tembakan senjata ringan di dekat Prychepylivka.



Misi Ukraina untuk OSCE meminta Federasi Rusia untuk menghentikan upaya yang merusak perjanjian perdamaian Minsk, untuk membalas pendekatan konstruktif untuk negosiasi, yang ditunjukkan oleh pihak Ukraina, dan untuk beralih ke implementasi praktis dari komitmen yang telah dilakukan Moskow.



Seperti yang dilaporkan Ukrinform sebelumnya, Misi Pemantauan Khusus OSCE telah mencatat 163 pelanggaran gencatan senjata di wilayah Donetsk dan 36 pelanggaran serupa di wilayah Luhansk selama 24 jam terakhir saja.

Rusia juga bersikap atas laporan Misi Pemantauan Khusus OSCE. Menurut Rusia, laporan ini menunjukkan tindakan ofensif Angkatan Bersenjata Ukraina di Donbass, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada briefing Kamis.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More