Xi Jinping pada ASEAN: China Tak Cari Hegemoni untuk Ganggu Negara Kecil
Senin, 22 November 2021 - 11:37 WIB
BEIJING - Presiden Xi Jinping mengatakan China tidak mencari hegemoni untuk menganggu negara-negara tetangganya yang lebih kecil.
Dia menyampaikan hal itu kepada para pemimpin 10 negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ( ASEAN ) pada pertemuan puncak (KTT) hari ini (22/11/2021).
Pemimpin pemerintah komunis itu mengatakan KTT virtual China-ASEAN, yang diadakan untuk merayakan 30 tahun hubungan kedua pihak, akan membantu perdamaian, stabilitas, dan pembangunan regional.
"China tidak akan pernah mencari hegemoni atau memanfaatkan ukurannya untuk mengganggu negara-negara kecil, dan akan bekerja dengan ASEAN untuk menghilangkan gangguan," kata Xi Jinping, seperti dikutip Reuters.
KTT dimulai tanpa kehadiran perwakilan Myanmar, menurut dua sumber yang mengetahui pertemuan tersebut. Alasan ketidakhadiran itu belum jelas, dan juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.
Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing, yang telah memimpin tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat sejak merebut kekuasaan dari pemerintah sipil Myanmar pada 1 Februari 2021, dikeluarkan dari pertemuan puncak ASEAN pada Oktober lalu.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Dia menyampaikan hal itu kepada para pemimpin 10 negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ( ASEAN ) pada pertemuan puncak (KTT) hari ini (22/11/2021).
Pemimpin pemerintah komunis itu mengatakan KTT virtual China-ASEAN, yang diadakan untuk merayakan 30 tahun hubungan kedua pihak, akan membantu perdamaian, stabilitas, dan pembangunan regional.
"China tidak akan pernah mencari hegemoni atau memanfaatkan ukurannya untuk mengganggu negara-negara kecil, dan akan bekerja dengan ASEAN untuk menghilangkan gangguan," kata Xi Jinping, seperti dikutip Reuters.
KTT dimulai tanpa kehadiran perwakilan Myanmar, menurut dua sumber yang mengetahui pertemuan tersebut. Alasan ketidakhadiran itu belum jelas, dan juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.
Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing, yang telah memimpin tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat sejak merebut kekuasaan dari pemerintah sipil Myanmar pada 1 Februari 2021, dikeluarkan dari pertemuan puncak ASEAN pada Oktober lalu.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(min)
tulis komentar anda