Peragaan Batik Digelar di Kenya, Galang Dana untuk Panti Asuhan
Senin, 22 November 2021 - 11:01 WIB
NAIROBI - KBRI Nairobi memperkenalkan warisan budaya Batik kepada belasan Duta Besar Asing di Nairobi pada acara promosi kebudayaan dan ekonomi KBRI Nairobi di Wisma Duta Besar RI.
Batik telah terdaftar sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda di UNESCO, badan PBB yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Acara “Indonesian Cultural Day” tersebut menampilkan Batik sebagai tema utama acara. Para peserta mendapatkan pengenalan mengenai sejarah, makna, dan proses pembuatan Batik, yang diikuti peragaan busana Batik serta demonstrasi berbagai cara pemakaian kain batik.
Adapun berbagai pakaian dan kain Batik yang ditampilkan merupakan koleksi pribadi isteri Duta Besar RI untuk Kenya, Ibu Zulfah Nahdliyati Saripudin.
Pada kegiatan tersebut, perkumpulan isteri dan suami Duta Besar asing di Nairobi yang tergabung dalam SHOM (Spouse of Heads of Mission) melakukan penggalangan dana untuk beberapa sekolah yang membutuhkan, antara lain Panti Asuhan Al Anisa.
Turut mendukung acara tersebut adalah perusahaan Indofood setempat, Salim Wazaran Co Ltd, yang memproduksi Indomie untuk Kawasan Afrika Timur.
General Manager Agus Susanto menyampaikan cek secara simbolis senilai 100.000 Shilling Kenya (atau sekitar USD1.000,-) serta 30 dus Indomie.
Dalam sambutannya, Duta Besar RI di Nairobi Dr Mohamad Hery Saripudin menegaskan, “Kita semua telah merasakan sambutan hangat dan kebaikan tidak saja dari pemerintah, tetapi juga masyarakat di negara Kenya ini. Melalui kegiatan penggalangan dana inilah, saatnya bagi kita untuk berbagi kepada masyarakat setempat.”
Para Duta Besar dan isteri/suami yang hadir sangat terkesan, tidak saja dengan berbagai design dan motif Batik, namun khususnya terkait sejarah serta budaya Batik, yang diakui memiliki pengaruh ke benua Afrika.
Kesan dan apresiasi yang diberikan tidak saja hanya dalam ucapan namun juga dalam pembelian Batik yang tersedia pada bazaar untuk penggalangan dana yang dilakukan.
“Sangat menarik melihat koneksi budaya antara Afrika dan Indonesia, pengaruh (Batik) yang dibawa oleh Indonesia ke Afrika,” ungkap Duta Besar Swedia Caroline Vicini yang juga membeli berbagai kain Batik pada bazaar.
Batik telah terdaftar sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda di UNESCO, badan PBB yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Acara “Indonesian Cultural Day” tersebut menampilkan Batik sebagai tema utama acara. Para peserta mendapatkan pengenalan mengenai sejarah, makna, dan proses pembuatan Batik, yang diikuti peragaan busana Batik serta demonstrasi berbagai cara pemakaian kain batik.
Adapun berbagai pakaian dan kain Batik yang ditampilkan merupakan koleksi pribadi isteri Duta Besar RI untuk Kenya, Ibu Zulfah Nahdliyati Saripudin.
Pada kegiatan tersebut, perkumpulan isteri dan suami Duta Besar asing di Nairobi yang tergabung dalam SHOM (Spouse of Heads of Mission) melakukan penggalangan dana untuk beberapa sekolah yang membutuhkan, antara lain Panti Asuhan Al Anisa.
Turut mendukung acara tersebut adalah perusahaan Indofood setempat, Salim Wazaran Co Ltd, yang memproduksi Indomie untuk Kawasan Afrika Timur.
General Manager Agus Susanto menyampaikan cek secara simbolis senilai 100.000 Shilling Kenya (atau sekitar USD1.000,-) serta 30 dus Indomie.
Dalam sambutannya, Duta Besar RI di Nairobi Dr Mohamad Hery Saripudin menegaskan, “Kita semua telah merasakan sambutan hangat dan kebaikan tidak saja dari pemerintah, tetapi juga masyarakat di negara Kenya ini. Melalui kegiatan penggalangan dana inilah, saatnya bagi kita untuk berbagi kepada masyarakat setempat.”
Para Duta Besar dan isteri/suami yang hadir sangat terkesan, tidak saja dengan berbagai design dan motif Batik, namun khususnya terkait sejarah serta budaya Batik, yang diakui memiliki pengaruh ke benua Afrika.
Kesan dan apresiasi yang diberikan tidak saja hanya dalam ucapan namun juga dalam pembelian Batik yang tersedia pada bazaar untuk penggalangan dana yang dilakukan.
“Sangat menarik melihat koneksi budaya antara Afrika dan Indonesia, pengaruh (Batik) yang dibawa oleh Indonesia ke Afrika,” ungkap Duta Besar Swedia Caroline Vicini yang juga membeli berbagai kain Batik pada bazaar.
(sya)
tulis komentar anda