ISIS Dituding Curi Ribuan Domba di Suriah untuk Membiayai Sel-sel Teror
Minggu, 21 November 2021 - 20:38 WIB
Menurut sebuah laporan yang disusun oleh Waters, para gembala ditemukan telah dieksekusi dengan tembakan di kepala mereka pada 'beberapa' kesempatan tahun ini. Ternak kemudian diselundupkan ke pasar, termasuk yang melintasi perbatasan di Irak, di mana harga yang lebih baik dapat diperoleh, dan ke selatan ke benteng utama rezim di Suriah.
Hingga 23.000 domba diangkut ke wilayah yang dikuasai SDF, termasuk Raqqa, selama beberapa bulan pertama tahun 2021, menurut seorang peneliti di kota yang berbicara dengan Waters. Dengan harga per hewan menjadi 7.500 pound Suriah, ini berarti ISIS dapat mengumpulkan jutaan dolar dalam mata uang lokal hanya melalui operasi terlarang ini.
“Sel-sel itu mendanai sendiri dan mereka terlibat dalam perdagangan normal dengan penduduk setempat. Dengan uang yang digunakan untuk membayar gaji para pejuang dan penyelundup dan membeli barang-barang dan sampai batas tertentu, senjata, meskipun mereka sudah memiliki banyak simpanan,” jelasnya.
Dalam laporannya yang berjudul Smuggling Away the Future in Syria’s Northeast, Waters menunjukkan ketidakstabilan di kawasan itu sebagai faktor kunci dalam kemunculan kembali ISIS, dengan ekonomi yang hancur memicu perdagangan pasar gelap.
Hingga 23.000 domba diangkut ke wilayah yang dikuasai SDF, termasuk Raqqa, selama beberapa bulan pertama tahun 2021, menurut seorang peneliti di kota yang berbicara dengan Waters. Dengan harga per hewan menjadi 7.500 pound Suriah, ini berarti ISIS dapat mengumpulkan jutaan dolar dalam mata uang lokal hanya melalui operasi terlarang ini.
“Sel-sel itu mendanai sendiri dan mereka terlibat dalam perdagangan normal dengan penduduk setempat. Dengan uang yang digunakan untuk membayar gaji para pejuang dan penyelundup dan membeli barang-barang dan sampai batas tertentu, senjata, meskipun mereka sudah memiliki banyak simpanan,” jelasnya.
Dalam laporannya yang berjudul Smuggling Away the Future in Syria’s Northeast, Waters menunjukkan ketidakstabilan di kawasan itu sebagai faktor kunci dalam kemunculan kembali ISIS, dengan ekonomi yang hancur memicu perdagangan pasar gelap.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda