Terungkap, AS Rahasiakan Serangan Udaranya Tewaskan 70 Wanita dan Anak-anak di Suriah
Minggu, 14 November 2021 - 10:25 WIB
WASHINGTON - New York Times melaporkan militer Amerika Serikat (AS) menyembunyikan aksi brutalnya yang membom kerumunan wanita dan anak-anak di kota Baghuz Suriah , lewat udara. Serangan yang menewaskan puluhan orang itu dilakukan selama hari-hari terakhir pertempuran melawan ISIS pada 2019.
Pada 18 Maret 2019, sebuah jet tempur F-15E AS menjatuhkan bom seberat 500 pon ke kerumunan yang berkerumun di tepi sungai, menewaskan puluhan orang. Ketika para penyintas mencoba melarikan diri, jet itu menjatuhkan bom seberat 2.000 pon, lalu yang lain membunuh sebagian besar dari mereka.
Seorang analis di Pusat Operasi Udara Gabungan militer AS di Pangkalan Udara al-Udeid di Qatar mengetik di sistem obrolan yang terenkripsi: “Kami menjatuhkan 50 wanita dan anak-anak.”
Penilaian awal dari serangan tersebut mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 70 orang.
"Serangan Baghuz adalah salah satu insiden korban sipil terbesar dalam perang melawan ISIS, tetapi tidak pernah diakui secara terbuka oleh militer AS," bunyi laporan The New York Times (NYT) yang dinukil Al Arabiya, Minggu (14/11/2021).
“Seorang petugas hukum menandai serangan itu sebagai kemungkinan kejahatan perang yang memerlukan penyelidikan. Tetapi di hampir setiap langkah, militer membuat gerakan yang menyembunyikan becana serangan itu. Jumlah korban tewas diremehkan. Laporan ditunda, dibersihkan dan diklasifikasikan. Pasukan koalisi pimpinan AS membuldoser lokasi ledakan. Dan para pemimpin puncak tidak diberitahu,” tulis NYT.
“Kepemimpinan sepertinya sangat ingin mengubur ini. Tidak ada yang mau berurusan dengan itu,” kata Gene Tate, seorang evaluator yang menangani kasus ini untuk kantor inspektur jenderal.
Penyelidikan NYT menemukan bahwa pemboman itu dilakukan atas permintaan unit operasi khusus Amerika yang dirahasiakan, Task Force 9, yang bertanggung jawab atas operasi darat di Suriah.
Pada 18 Maret 2019, sebuah jet tempur F-15E AS menjatuhkan bom seberat 500 pon ke kerumunan yang berkerumun di tepi sungai, menewaskan puluhan orang. Ketika para penyintas mencoba melarikan diri, jet itu menjatuhkan bom seberat 2.000 pon, lalu yang lain membunuh sebagian besar dari mereka.
Seorang analis di Pusat Operasi Udara Gabungan militer AS di Pangkalan Udara al-Udeid di Qatar mengetik di sistem obrolan yang terenkripsi: “Kami menjatuhkan 50 wanita dan anak-anak.”
Penilaian awal dari serangan tersebut mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 70 orang.
"Serangan Baghuz adalah salah satu insiden korban sipil terbesar dalam perang melawan ISIS, tetapi tidak pernah diakui secara terbuka oleh militer AS," bunyi laporan The New York Times (NYT) yang dinukil Al Arabiya, Minggu (14/11/2021).
“Seorang petugas hukum menandai serangan itu sebagai kemungkinan kejahatan perang yang memerlukan penyelidikan. Tetapi di hampir setiap langkah, militer membuat gerakan yang menyembunyikan becana serangan itu. Jumlah korban tewas diremehkan. Laporan ditunda, dibersihkan dan diklasifikasikan. Pasukan koalisi pimpinan AS membuldoser lokasi ledakan. Dan para pemimpin puncak tidak diberitahu,” tulis NYT.
“Kepemimpinan sepertinya sangat ingin mengubur ini. Tidak ada yang mau berurusan dengan itu,” kata Gene Tate, seorang evaluator yang menangani kasus ini untuk kantor inspektur jenderal.
Penyelidikan NYT menemukan bahwa pemboman itu dilakukan atas permintaan unit operasi khusus Amerika yang dirahasiakan, Task Force 9, yang bertanggung jawab atas operasi darat di Suriah.
tulis komentar anda