Mantan Menkeu: 300.000 Tentara Hantu yang Bikin Afghanistan Runtuh Sekejap
Jum'at, 12 November 2021 - 15:17 WIB
KABUL - Mantan menteri keuangan (Menkeu) Afghanistan , Khalid Payenda, menyalahkan 300.000 "tentara hantu" atas runtuhnya pemerintah dalam sekejap. Pemerintah yang didukung Amerika Serikat (AS) itu runtuh setelah pasukan Taliban merebut Kabul pada Agustus 2021.
"Tentara hantu" adalah sebutan untuk pasukan atau personel militer yang sebenarnya tidak ada. Pasukan itu fiktif itu dibuat oleh para pejabat korup dengan tujuan mengantongi gaji mereka.
Taliban dengan mudah mengambil alih kota-kota besar sebelum berbaris ke Kabul pada bulan Agustus, yang seringkali tanpa banyak perlawanan dari tentara Afghanistan.
Khalid Payenda mengatakan kepada BBC bahwa sebagian besar dari 300.000 tentara Afghanistan tidak ada dan sebenarnya adalah "tentara hantu" yang dibuat oleh para pejabat korup yang mengeksploitasi sistem untuk uang.
"Cara akuntabilitas dilakukan, Anda akan bertanya kepada kepala di provinsi itu berapa banyak orang yang Anda miliki dan berdasarkan itu Anda dapat menghitung gaji dan jatah pengeluaran dan itu akan selalu meningkat," kata Payenda kepada Ed Butler dari Business Daily BBC, yang dilansir Business Insider, Kamis (11/11/2021).
Payenda juga mengatakan bahwa ketika tentara terbunuh atau ditinggalkan, komandan mereka akan menyimpan kartu bank mereka dan menarik gaji mereka.
Ada juga pemimpin milisi yang didukung pemerintah, yang menurut Payenda, "mencelupkan data ganda" atau mengambil gaji pemerintah sambil juga menerima pembayaran dari Taliban.
Menurutnya, dikombinasikan dengan fakta bahwa pasukan yang sebenarnya tidak dibayar tepat waktu, ini memberikan kontribusi besar terhadap keruntuhan cepat pemerintah Afghanistan.
"Tentara hantu" adalah sebutan untuk pasukan atau personel militer yang sebenarnya tidak ada. Pasukan itu fiktif itu dibuat oleh para pejabat korup dengan tujuan mengantongi gaji mereka.
Taliban dengan mudah mengambil alih kota-kota besar sebelum berbaris ke Kabul pada bulan Agustus, yang seringkali tanpa banyak perlawanan dari tentara Afghanistan.
Khalid Payenda mengatakan kepada BBC bahwa sebagian besar dari 300.000 tentara Afghanistan tidak ada dan sebenarnya adalah "tentara hantu" yang dibuat oleh para pejabat korup yang mengeksploitasi sistem untuk uang.
"Cara akuntabilitas dilakukan, Anda akan bertanya kepada kepala di provinsi itu berapa banyak orang yang Anda miliki dan berdasarkan itu Anda dapat menghitung gaji dan jatah pengeluaran dan itu akan selalu meningkat," kata Payenda kepada Ed Butler dari Business Daily BBC, yang dilansir Business Insider, Kamis (11/11/2021).
Payenda juga mengatakan bahwa ketika tentara terbunuh atau ditinggalkan, komandan mereka akan menyimpan kartu bank mereka dan menarik gaji mereka.
Ada juga pemimpin milisi yang didukung pemerintah, yang menurut Payenda, "mencelupkan data ganda" atau mengambil gaji pemerintah sambil juga menerima pembayaran dari Taliban.
Menurutnya, dikombinasikan dengan fakta bahwa pasukan yang sebenarnya tidak dibayar tepat waktu, ini memberikan kontribusi besar terhadap keruntuhan cepat pemerintah Afghanistan.
tulis komentar anda