Orang Yahudi Terakhir di Afghanistan Minta Rp143 Miliar untuk Pindah ke Israel

Selasa, 02 November 2021 - 15:28 WIB
Zebulon Simentov mengelola satu-satunya sinagog di Afghanistan sebelum melarikan diri dari negara itu. Foto/Shloime Zionce/israel hayom
ISTANBUL - Orang Yahudi terakhir yang diketahui masih tersisa di Afghanistan Zebulon Simantov meminta USD10 juta (Rp143 miliar) untuk diterbangkan ke Israel.

Zebulon Simantov melarikan diri dari kekuasaan Taliban bulan lalu. “Uang Rp143 miliar itu berbeda dengan uang yang dia minta untuk mantel musim dingin,” ungkap laporan Jewish Chronicle, dilansir Memo pada Senin (1/11/2021).

Pria berumur 62 tahun itu diterbangkan ke satu negara yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan. Dia diterbangkan oleh seorang pengusaha Israel-Amerika Serikat, Moti Kahana, tetapi sekarang berada di Istanbul, tempat dia tinggal di satu hotel.





Moti mengatakan kepada Haaretz pada Agustus bahwa, “Zabulon awalnya setuju dievakuasi dengan syarat menerima pembiayaan pribadi."



"Saya tidak membayar orang Yahudi untuk menyelamatkan hidup mereka sendiri. Saya di sini untuk membantu. Saya tidak di sini untuk membayar Anda untuk menyelamatkan hidup Anda," ujar dia.



Zebulon mengaku memiliki beberapa utang yang harus dia lunasi sebelum dia pergi. “Kami tidak dalam urusan menutupi utang orang. Kami dalam bisnis menyelamatkan nyawa orang jika mereka perlu diselamatkan," tegas Rabi Mendy Chitrik, ketua Aliansi Rabbi di Negara-negara Islam yang berbasis di Istanbul.

Moti saat ini menawarkan untuk mengatur penerbangan yang akan mengangkut Zebulon ke Israel, yang awalnya dia terima. Namun Zebulon berubah pikiran dan telah meminta diterbangkan ke Amerika Serikat (AS) sebagai gantinya.

Meski demikian, Moti memperingatkan bahwa Zebulon tidak ada dalam daftar prioritas AS dan proses visa bisa memakan waktu hingga dua tahun.

Oleh karena itu, Zebulon meminta USD10 juta untuk penerbangannya ke Israel, untuk mengkompensasi kerugian yang dideritanya ketika melarikan diri dari Afghanistan, serta sejumlah uang untuk mantel musim dingin.

Zebulon juga akhirnya menceraikan istrinya, yang berada di Israel, bulan lalu setelah menolak selama lebih dari 20 tahun.

"Saya bukan babysitter. Saya tidak bisa terus mendanai dan mendukung Zebulon di Istanbul untuk waktu yang tidak terbatas, dan saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak akan membawanya kembali ke Kabul," papar Moti.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More