Hindari Taliban, Kelompok Pertama LGBT yang Kabur dari Afghanistan Tiba di Inggris
Sabtu, 30 Oktober 2021 - 14:00 WIB
LONDON - Di bawah pemerintahan Taliban, kaum LGBT di Afghanistan termasuk yang paling rentan. Mereka akan menghadapi banyak kemungkinan penganiayaan, diskriminasi dan penyerangan. Awal tahun ini, Inggris adalah salah satu dari banyak negara yang membantu mengevakuasi warga Afghanistan yang rentan ke luar negeri sebagai bagian dari Operasi Pitting.
Seperti dilaporkan Sky News, Sabtu (30/10/2021), kelompok pertama dari 29 LGBT+ Afghanistan telah tiba di Inggris untuk memulai hidup baru mereka. Sejak berakhirnya Operasi Pitting pada akhir Agustus, Inggris telah membantu lebih dari 13.000 orang, termasuk warga negara Inggris dan Afghanistan untuk meninggalkan Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss mengatakan, Inggris adalah juara kebebasan dan hak semua orang untuk menjadi diri mereka sendiri dan mencintai siapa yang mereka inginkan, bebas dari penganiayaan.
"Kami memainkan peran kunci untuk mengeluarkan orang-orang ini dan akan terus melakukan semua yang kami bisa untuk membantu warga Afghanistan yang berisiko meninggalkan negara itu," ujar Truss.
Kelompok itu tiba di Inggris setelah ada intervensi dari Menteri Luar Negeri Inggris, bersama dengan dukungan dari organisasi, Rainbow Railroad dan Stonewall. Di antara kelompok tersebut adalah mahasiswa dan aktivis yang telah berulang kali membela kesetaraan bagi komunitas LGBT+ di Afghanistan dan mereka akan terus didukung oleh organisasi tersebut.
Kimahli Powell, Direktur Eksekutif Rainbow Railroad, mengatakan, sejak jatuhnya Kabul, Rainbow Railroad telah memimpin upaya untuk menemukan keamanan bagi LGBTQI+ Afghanistan yang menghadapi bahaya besar.
“Dalam kemitraan dengan yang lain, kami telah secara langsung memindahkan lusinan orang ke negara yang lebih aman, di mana mereka dapat menjalani kehidupan yang bebas dari penganiayaan yang diarahkan oleh negara,” ujarnya.
"Ini hanyalah awal dari upaya kami untuk membantu ratusan individu LGBTQI+ yang kami dukung di Afghanistan pindah ke tempat yang aman," lanjut Powell.
Lebih lanjut, LGBT+ Afghanistan yang rentan diperkirakan akan tiba di Inggris dalam beberapa bulan mendatang dan Skema Pemukiman Kembali Warga Afghanistan akan memberikan perlindungan bagi orang-orang yang berisiko atau membutuhkan.
Skema ini memprioritaskan mereka yang membantu upaya Inggris di Afghanistan dan membela nilai-nilai seperti demokrasi, hak-hak perempuan dan kebebasan berbicara. Orang-orang yang rentan, termasuk perempuan, anak perempuan dan anggota kelompok minoritas berisiko, juga akan diprioritaskan.
Seperti dilaporkan Sky News, Sabtu (30/10/2021), kelompok pertama dari 29 LGBT+ Afghanistan telah tiba di Inggris untuk memulai hidup baru mereka. Sejak berakhirnya Operasi Pitting pada akhir Agustus, Inggris telah membantu lebih dari 13.000 orang, termasuk warga negara Inggris dan Afghanistan untuk meninggalkan Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss mengatakan, Inggris adalah juara kebebasan dan hak semua orang untuk menjadi diri mereka sendiri dan mencintai siapa yang mereka inginkan, bebas dari penganiayaan.
"Kami memainkan peran kunci untuk mengeluarkan orang-orang ini dan akan terus melakukan semua yang kami bisa untuk membantu warga Afghanistan yang berisiko meninggalkan negara itu," ujar Truss.
Kelompok itu tiba di Inggris setelah ada intervensi dari Menteri Luar Negeri Inggris, bersama dengan dukungan dari organisasi, Rainbow Railroad dan Stonewall. Di antara kelompok tersebut adalah mahasiswa dan aktivis yang telah berulang kali membela kesetaraan bagi komunitas LGBT+ di Afghanistan dan mereka akan terus didukung oleh organisasi tersebut.
Baca Juga
Kimahli Powell, Direktur Eksekutif Rainbow Railroad, mengatakan, sejak jatuhnya Kabul, Rainbow Railroad telah memimpin upaya untuk menemukan keamanan bagi LGBTQI+ Afghanistan yang menghadapi bahaya besar.
“Dalam kemitraan dengan yang lain, kami telah secara langsung memindahkan lusinan orang ke negara yang lebih aman, di mana mereka dapat menjalani kehidupan yang bebas dari penganiayaan yang diarahkan oleh negara,” ujarnya.
"Ini hanyalah awal dari upaya kami untuk membantu ratusan individu LGBTQI+ yang kami dukung di Afghanistan pindah ke tempat yang aman," lanjut Powell.
Lebih lanjut, LGBT+ Afghanistan yang rentan diperkirakan akan tiba di Inggris dalam beberapa bulan mendatang dan Skema Pemukiman Kembali Warga Afghanistan akan memberikan perlindungan bagi orang-orang yang berisiko atau membutuhkan.
Skema ini memprioritaskan mereka yang membantu upaya Inggris di Afghanistan dan membela nilai-nilai seperti demokrasi, hak-hak perempuan dan kebebasan berbicara. Orang-orang yang rentan, termasuk perempuan, anak perempuan dan anggota kelompok minoritas berisiko, juga akan diprioritaskan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda