Arab Saudi Usir Dubes Lebanon, Seteru Memanas!
Sabtu, 30 Oktober 2021 - 03:45 WIB
RIYADH - Kerajaan Arab Saudi pada hari Jumat (29/10/2021) memutuskan untuk mengusir duta besar (Dubes) Lebanon yang bertugas di Riyadh. Diplomat Beirut itu diberi waktu 48 jam untuk hengkang dari wilayah kerajaan.
Kerajaan Saudi juga memanggil pulang duta besarnya yang ditugaskan di Beirut.
Pengusiran Dubes Lebanon ini terjadi setelah perseteruan kedua negara memanas yang dipicu oleh komentar menteri di Beirut yang mengkritik perang Arab Saudi dan koalisinya di Yaman.
Tak hanya mengusir duta besar, Riyadh juga memerintahkan penghentian segera semua impor dari Lebanon. Keputusan itu diumumkan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang dilansir Al Arabiya English, Sabtu (30/10/2021).
Kementerian itu mengatakan keputusan Riyadh sebagai respons atas "pernyataan yang menghina", yang dibuat selama wawancara yang diberikan oleh Menteri Informasi Lebanon George Kordahi sebelum dia menjadi menteri.
Kordahi mengatakan bahwa kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran membela diri dan menggambarkan perang selama bertahun-tahun di Yaman sebagai hal yang sia-sia.
"Arab Saudi telah menegaskan ketertarikannya pada warga Lebanon yang tinggal di Kerajaan, yang dianggap sebagai bagian dari jalinan dan ikatan yang menyatukan orang-orang Saudi dan saudara-saudara Arab mereka yang tinggal di Kerajaan," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Kementerian itu menambahkan bahwa mereka tidak menganggap bahwa apa yang dikatakan oleh Kordahi mencerminkan posisi komunitas Lebanon yang tinggal di Kerajaan.
“Pernyataan-pernyataan ini mewakili episode baru dari posisi tercela dan ditolak yang dikeluarkan oleh pejabat Lebanon terhadap Kerajaan dan kebijakannya,” lanjut pernyataan kementerian tersebut.
Kordahi mengatakan pada hari Rabu bahwa pernyataannya adalah pandangan pribadinya, yang dibuat sebelum dia diangkat sebagai menteri. Dia menegaskan bahwa diriny berkomitmen pada kebijakan pemerintah Lebanon saat ini.
“Saya menentang perang Arab-Arab...menuduh saya bermusuhan dengan Arab Saudi (saya) tolak,” katanya.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati, yang mencoba untuk mencegah keruntuhan hubungan diplomatik, mengatakan bahwa Kordahi membuat komentar tersebut dalam sebuah wawancara yang direkam lebih dari sebulan sebelum dia menjadi anggota kabinet.
Menurut Mikati pernyataan Kordahi mencerminkan pendapat pribadinya dan tidak ada hubungannya dengan kebijakan pemerintahannya.
Arab Saudi mengatakan bahwa keputusan terbaru juga berasal dari kegagalan Beirut untuk mengambil langkah-langkah untuk menghentikan ekspor narkotika dari Lebanon."Terutama mengingat kendali teroris Hizbullah atas semua pelabuhan," imbuh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
“Pemerintah Kerajaan menyesali hasil dari hubungan dengan Republik Lebanon karena otoritas Lebanon mengabaikan fakta dan kegagalan mereka yang terus-menerus untuk mengambil tindakan korektif untuk memastikan kepatuhan terhadap hubungan yang telah lama diinginkan Kerajaan berdasarkan pada perasaan persaudaraan dan ikatan mendalam yang dimilikinya untuk orang-orang Lebanon yang terkasih,” sambung kementerian itu.
Kementerian itu menambahkan bahwa kelompok Hizbullah telah menjadikan Lebanon sebagai arena dan landasan untuk melaksanakan proyek negara-negara yang tidak menginginkan yang terbaik untuk Lebanon.
Arab Saudi juga menggandakan keputusannya mengenai larangan perjalanan bagi warganya yang ingin mengunjungi Lebanon.
Kerajaan Saudi juga memanggil pulang duta besarnya yang ditugaskan di Beirut.
Pengusiran Dubes Lebanon ini terjadi setelah perseteruan kedua negara memanas yang dipicu oleh komentar menteri di Beirut yang mengkritik perang Arab Saudi dan koalisinya di Yaman.
Tak hanya mengusir duta besar, Riyadh juga memerintahkan penghentian segera semua impor dari Lebanon. Keputusan itu diumumkan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang dilansir Al Arabiya English, Sabtu (30/10/2021).
Kementerian itu mengatakan keputusan Riyadh sebagai respons atas "pernyataan yang menghina", yang dibuat selama wawancara yang diberikan oleh Menteri Informasi Lebanon George Kordahi sebelum dia menjadi menteri.
Kordahi mengatakan bahwa kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran membela diri dan menggambarkan perang selama bertahun-tahun di Yaman sebagai hal yang sia-sia.
"Arab Saudi telah menegaskan ketertarikannya pada warga Lebanon yang tinggal di Kerajaan, yang dianggap sebagai bagian dari jalinan dan ikatan yang menyatukan orang-orang Saudi dan saudara-saudara Arab mereka yang tinggal di Kerajaan," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Kementerian itu menambahkan bahwa mereka tidak menganggap bahwa apa yang dikatakan oleh Kordahi mencerminkan posisi komunitas Lebanon yang tinggal di Kerajaan.
“Pernyataan-pernyataan ini mewakili episode baru dari posisi tercela dan ditolak yang dikeluarkan oleh pejabat Lebanon terhadap Kerajaan dan kebijakannya,” lanjut pernyataan kementerian tersebut.
Kordahi mengatakan pada hari Rabu bahwa pernyataannya adalah pandangan pribadinya, yang dibuat sebelum dia diangkat sebagai menteri. Dia menegaskan bahwa diriny berkomitmen pada kebijakan pemerintah Lebanon saat ini.
“Saya menentang perang Arab-Arab...menuduh saya bermusuhan dengan Arab Saudi (saya) tolak,” katanya.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati, yang mencoba untuk mencegah keruntuhan hubungan diplomatik, mengatakan bahwa Kordahi membuat komentar tersebut dalam sebuah wawancara yang direkam lebih dari sebulan sebelum dia menjadi anggota kabinet.
Menurut Mikati pernyataan Kordahi mencerminkan pendapat pribadinya dan tidak ada hubungannya dengan kebijakan pemerintahannya.
Arab Saudi mengatakan bahwa keputusan terbaru juga berasal dari kegagalan Beirut untuk mengambil langkah-langkah untuk menghentikan ekspor narkotika dari Lebanon."Terutama mengingat kendali teroris Hizbullah atas semua pelabuhan," imbuh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
“Pemerintah Kerajaan menyesali hasil dari hubungan dengan Republik Lebanon karena otoritas Lebanon mengabaikan fakta dan kegagalan mereka yang terus-menerus untuk mengambil tindakan korektif untuk memastikan kepatuhan terhadap hubungan yang telah lama diinginkan Kerajaan berdasarkan pada perasaan persaudaraan dan ikatan mendalam yang dimilikinya untuk orang-orang Lebanon yang terkasih,” sambung kementerian itu.
Kementerian itu menambahkan bahwa kelompok Hizbullah telah menjadikan Lebanon sebagai arena dan landasan untuk melaksanakan proyek negara-negara yang tidak menginginkan yang terbaik untuk Lebanon.
Arab Saudi juga menggandakan keputusannya mengenai larangan perjalanan bagi warganya yang ingin mengunjungi Lebanon.
(min)
tulis komentar anda