Jepang Mengutuk Rencana Israel Bangun 1.300 Permukiman Baru di Yerusalem

Jum'at, 29 Oktober 2021 - 01:30 WIB
Permukiman ilegal Israel di Yerusalem. FOTO/Reuters
TOKYO - Pemerintah Jepang mengutuk rencana Israel untuk membangun sekitar 1.300 unit rumah permukiman baru di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Jepang bergabung dengan sejumlah negara yang juga telah mengecam keras rencana tersebut.

“Kegiatan permukiman Israel melanggar hukum internasional dan merusak kelangsungan hidup solusi dua negara,” sebut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Jepang, seperti dikutip dari Arabnews, Kamis (28/10/2021).



“Pemerintah Jepang sangat menyesalkan kelanjutan kegiatan pemukiman oleh pemerintah Israel, meskipun berulang kali seruan untuk membekukan kegiatan tersebut dari Jepang dan masyarakat internasional,” lanjut pernyataan tersebut.

Dalam pernyataan itu, Jepang menggarisbawahi perlunya membangun kepercayaan antara Israel dan Palestina dan upaya untuk meredakan ketegangan dan menstabilkan kawasan.



“Jepang sangat mendesak pemerintah Israel untuk membatalkan tender yang disebutkan di atas dan menyetujui rencana pembangunan, dan membekukan kegiatan pemukimannya,” tambah Kementerian Luar Negeri Jepang.



Ini bukan kali pertama Jepang menyatakan kecaman atas sikap Israel yang terus melakukan pembangunan permukiman Yahudi di tanah yang mereka duduki. Pada 2016, Jepang juga melemparkan kecaman serupa terhadap Israel.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) juga telah menyuarakan oposisi "kuat" terhadap langkah pemerintah Israel memperluas permukiman di wilayah Palestina yang diduduki. Departemen Luar Negeri AS mengutuk dorongan baru Tel Aviv untuk memperluas program permukimannya. AS menyatakan langkah itu merusak upaya perdamaian dan membuat suram prospek mencapai solusi dua negara.

"Kami sangat prihatin dengan rencana pemerintah Israel meneruskan ribuan unit permukiman besok, Rabu (27/10/2021), banyak dari mereka jauh di Tepi Barat," papar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price pada konferensi pers pada Selasa (26/10/2021).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More