30 Ribu Pembelot Korut Kesulitan Beradaptasi dengan Kehidupan di Korsel

Selasa, 26 Oktober 2021 - 01:30 WIB
"Tapi, tidak ada satu pun perusahaan yang mengundang saya untuk wawancara. Jadi, saya hanya memasukkan pengalaman saya di Korsel pada resume saya dan saya dengan cepat mulai mendapat telepon dari perusahaan,” lanjutnya.

Dia juga melaporkan bahwa pembelot lain berjuang untuk beradaptasi dengan kehidupan baru mereka. Seorang pemuda mengatakan kepadanya bahwa dia mengalami depresi berat setelah merasa dikucilkan dari masyarakat Korsel, sementara mengetahui bahwa kembali ke Utara tidak mungkin.



"Dia tidak yakin dengan identitasnya lagi," kata Eom. "Dia tidak merasa seperti berada di mana pun, dan dia menjadi semakin tertekan sampai dia hampir bunuh diri. Dia tidak melaluinya pada akhirnya, tetapi dia berjuang untuk menemukan masa depannya sendiri di Korsel untuk masa depan,” tambahnya.

Pembelot lain memberi tahu Eom bahwa dia diintimidasi setelah mengungkapkan kepada teman-teman barunya di universitas bahwa dia berasal dari Utara. Sebagian besar dari mereka yang melaporkan pengalaman prasangka dalam studi KHF mengatakan itu karena perbedaan budaya antara kedua negara, seperti aksen, cara berbicara, tata krama masyarakat atau gaya hidup.

Empat puluh empat persen dari mereka yang mengambil bagian dalam studi tahunan mengatakan mereka diperlakukan berbeda karena mereka berasal dari Utara. Hampir 23% mengatakan mereka dikritik karena tidak memiliki tingkat pendidikan atau keterampilan kerja yang sama dengan rekan-rekan mereka di Korea Selatan.
(esn)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More