Assad Normalisasi Hubungan dengan Negara-negara Arab, AS Hadapi Dilema
Minggu, 24 Oktober 2021 - 20:23 WIB
Perang di Suriah dimulai pada 2011, setelah protes Musim Semi Arab melanda negara itu dan disambut oleh tindakan keras dari pasukan keamanan. Pemberontakan segera berubah menjadi perang saudara habis-habisan dengan faksi pemberontak serta kelompok bersenjata seperti ISIL (ISIS) mengambil alih sebagian besar negara.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri aS, Antony Blinken menguraikan tujuan kebijakan pemerintah di Suriah. Ia mengatakan, AS fokus pada perluasan akses bantuan kemanusiaan untuk Suriah, mendukung kampanye melawan ISIL (ISIS), melestarikan “norma-norma dasar internasional” melalui tekanan pada pemerintah Assad. dan mempertahankan gencatan senjata lokal di negara tersebut.
“Apa yang belum kami lakukan dan tidak ingin kami lakukan adalah menyatakan dukungan terhadap upaya untuk menormalkan hubungan atau merehabilitasi Assad, atau mencabut satu sanksi terhadap Suriah atau mengubah posisi kami untuk menentang rekonstruksi Suriah sampai ada keputusan yang tidak dapat diubah. kemajuan menuju solusi politik,” kata Blinken.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri aS, Antony Blinken menguraikan tujuan kebijakan pemerintah di Suriah. Ia mengatakan, AS fokus pada perluasan akses bantuan kemanusiaan untuk Suriah, mendukung kampanye melawan ISIL (ISIS), melestarikan “norma-norma dasar internasional” melalui tekanan pada pemerintah Assad. dan mempertahankan gencatan senjata lokal di negara tersebut.
“Apa yang belum kami lakukan dan tidak ingin kami lakukan adalah menyatakan dukungan terhadap upaya untuk menormalkan hubungan atau merehabilitasi Assad, atau mencabut satu sanksi terhadap Suriah atau mengubah posisi kami untuk menentang rekonstruksi Suriah sampai ada keputusan yang tidak dapat diubah. kemajuan menuju solusi politik,” kata Blinken.
(esn)
tulis komentar anda