Hizbullah Peringatkan Israel untuk Setop Eksplorasi Gas Alam di Wilayah Sengketa
Sabtu, 23 Oktober 2021 - 20:00 WIB
BEIRUT - Kelompok militan Hizbullah , yang juga partai politik berpengaruh di Lebanon, memperingatkan Israel agar tidak mencari gas alam di wilayah maritim yang disengketakan. Hizbullah mendesak Israel untuk menghentikan kegiatan eksplorasi, sebelum kesepakatan antara Lebanon dan Israel tercapai.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, mengatakan dalam pidatonya, bahwa dia akan menyerahkannya kepada pemerintah Lebanon untuk merundingkan diakhirinya perselisihan, sebut laporan The Times of Israel.
Nasrallah menambahkan, pihaknya tidak akan mentolerir pencarian Israel di wilayah yang diperebutkan itu. Pemimpin kelompok yang didukung Iran mencatat, sesuatu yang salah bila Israel mengira dapat mengekstraksi sumber daya ini dari daerah yang disengketakan, sebelum negosiasi selesai.
“Perlawanan mampu bertindak dan akan melakukannya terhadap tindakan Israel di zona yang disengketakan,” kata Nasrallah, Jumat (22/10/2021). Ia juga menuduh Israel mengarahkan pandangan "rakus" atas sumber daya alam Lebanon.
Dalam pidatonya, Nasrallah juga mengutuk normalisasi baru-baru ini antara Israel dan negara-negara Arab. Ia mendesak dunia Arab untuk memprotes perjanjian tersebut. Saat ini, Israel dan Lebanon secara teknis dalam keadaan perang dan tidak memiliki hubungan diplomatik.
Pemerintah Lebanon menyampaikan kekhawatiran kepada PBB dan lainnya di komunitas internasional, setelah Israel memberikan Halliburton, sebuah kelompok layanan ladang minyak Amerika Serikat (AS), kontrak pengeboran lepas pantai di Mediterania.
Mereka masing-masing mengklaim sekitar 330 mil persegi Laut Mediterania sebagai zona ekonomi eksklusif mereka, lapor ToI. Pembicaraan meditasi yang diselenggarakan oleh utusan AS, Amos Hochstein telah mempertimbangkan masalah antara Israel dan Lebanon, dengan putaran terakhir pembicaraan pada bulan Mei.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, mengatakan dalam pidatonya, bahwa dia akan menyerahkannya kepada pemerintah Lebanon untuk merundingkan diakhirinya perselisihan, sebut laporan The Times of Israel.
Nasrallah menambahkan, pihaknya tidak akan mentolerir pencarian Israel di wilayah yang diperebutkan itu. Pemimpin kelompok yang didukung Iran mencatat, sesuatu yang salah bila Israel mengira dapat mengekstraksi sumber daya ini dari daerah yang disengketakan, sebelum negosiasi selesai.
“Perlawanan mampu bertindak dan akan melakukannya terhadap tindakan Israel di zona yang disengketakan,” kata Nasrallah, Jumat (22/10/2021). Ia juga menuduh Israel mengarahkan pandangan "rakus" atas sumber daya alam Lebanon.
Dalam pidatonya, Nasrallah juga mengutuk normalisasi baru-baru ini antara Israel dan negara-negara Arab. Ia mendesak dunia Arab untuk memprotes perjanjian tersebut. Saat ini, Israel dan Lebanon secara teknis dalam keadaan perang dan tidak memiliki hubungan diplomatik.
Pemerintah Lebanon menyampaikan kekhawatiran kepada PBB dan lainnya di komunitas internasional, setelah Israel memberikan Halliburton, sebuah kelompok layanan ladang minyak Amerika Serikat (AS), kontrak pengeboran lepas pantai di Mediterania.
Mereka masing-masing mengklaim sekitar 330 mil persegi Laut Mediterania sebagai zona ekonomi eksklusif mereka, lapor ToI. Pembicaraan meditasi yang diselenggarakan oleh utusan AS, Amos Hochstein telah mempertimbangkan masalah antara Israel dan Lebanon, dengan putaran terakhir pembicaraan pada bulan Mei.
(esn)
tulis komentar anda