Berani Menentang Putin, Navalny Menangkan Penghargaan HAM UE
Rabu, 20 Oktober 2021 - 23:23 WIB
BRUSSELS - Kritikus Kremlin yang dipenjara Alexei Navalny dianugerahi penghargaan hak asasi manusia (HAM) tahunan Parlemen Eropa pada Rabu (20/10/2021). Navalny memenangkan hadiah itu atas upayanya untuk menantang cengkeraman kekuasaan Presiden Vladimir Putin .
"Dia telah berjuang tanpa lelah melawan korupsi rezim Vladimir Putin. Ini mengorbankan kebebasannya dan hampir hidupnya. Hadiah hari ini mengakui keberaniannya yang luar biasa dan kami mengulangi seruan kami untuk segera membebaskannya," kata Parlemen Eropa di Twitter, mengumumkan Navalny sebagai pemenang seperti dikutip dari Reuters.
Navalny (45) yang diracun pada Agustus 2020 menjalani hukuman 2,5 tahun karena pelanggaran pembebasan bersyarat yang dia sebut dibuat-buat. Sejumlah negara Barat menyebut ia telah diracun menggunakan racun saraf Novichok. Uni Eropa (UE) telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat Rusia atas peracunan dan pemenjaraan Navalny.
Moskow sendiri telah membantah melakukan kesalahan dan menuduh UE mencampuri urusan dalam negerinya. Moskow juga membantah tuduhan Barat bahwa Navalny dipenjara karena kegiatan politiknya dan mengatakan ia dihukum karena melanggar hukum.
Sejumlah tokoh pernah memenangkan hadiah yang diberinama Hadiah Sakharov untuk Kebebasan Berpikir, dinamai pembangkang Soviet Andrei Sakharov, termasuk presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, oposisi demokratis Venezuela dan aktivis pendidikan Pakistan Malala Yousafzai. Pemenang hadiah ini mengantongi hadiah sebesar USD59.000 atau sekitar Rp830 juta.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyambut baik keputusan parlemen Eropa tersebut.
"Saya pikir ini adalah pengakuan penting atas peran penting yang telah dia mainkan selama bertahun-tahun dalam mendukung nilai-nilai demokrasi dan menjadi suara yang kuat di Rusia," kata Stoltenberg pada konferensi pers di Brussels, menyerukan pembebasannya.
Sedangkan tim Navalny menulis di aplikasi perpesanan Telegram: "Putin menyebut Navalny seorang blogger kriminal, tetapi dia tidak sendirian dalam hal ini. Alexei Navalny adalah seorang politisi yang berjuang untuk keadilan terlepas dari semua ancaman dan upaya pembunuhan."
"Dia telah berjuang tanpa lelah melawan korupsi rezim Vladimir Putin. Ini mengorbankan kebebasannya dan hampir hidupnya. Hadiah hari ini mengakui keberaniannya yang luar biasa dan kami mengulangi seruan kami untuk segera membebaskannya," kata Parlemen Eropa di Twitter, mengumumkan Navalny sebagai pemenang seperti dikutip dari Reuters.
Navalny (45) yang diracun pada Agustus 2020 menjalani hukuman 2,5 tahun karena pelanggaran pembebasan bersyarat yang dia sebut dibuat-buat. Sejumlah negara Barat menyebut ia telah diracun menggunakan racun saraf Novichok. Uni Eropa (UE) telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat Rusia atas peracunan dan pemenjaraan Navalny.
Moskow sendiri telah membantah melakukan kesalahan dan menuduh UE mencampuri urusan dalam negerinya. Moskow juga membantah tuduhan Barat bahwa Navalny dipenjara karena kegiatan politiknya dan mengatakan ia dihukum karena melanggar hukum.
Sejumlah tokoh pernah memenangkan hadiah yang diberinama Hadiah Sakharov untuk Kebebasan Berpikir, dinamai pembangkang Soviet Andrei Sakharov, termasuk presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, oposisi demokratis Venezuela dan aktivis pendidikan Pakistan Malala Yousafzai. Pemenang hadiah ini mengantongi hadiah sebesar USD59.000 atau sekitar Rp830 juta.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyambut baik keputusan parlemen Eropa tersebut.
"Saya pikir ini adalah pengakuan penting atas peran penting yang telah dia mainkan selama bertahun-tahun dalam mendukung nilai-nilai demokrasi dan menjadi suara yang kuat di Rusia," kata Stoltenberg pada konferensi pers di Brussels, menyerukan pembebasannya.
Sedangkan tim Navalny menulis di aplikasi perpesanan Telegram: "Putin menyebut Navalny seorang blogger kriminal, tetapi dia tidak sendirian dalam hal ini. Alexei Navalny adalah seorang politisi yang berjuang untuk keadilan terlepas dari semua ancaman dan upaya pembunuhan."
tulis komentar anda