Bertemu Menlu Malaysia, Retno Bahas Batas Negara hingga Krisis Myanmar
Senin, 18 Oktober 2021 - 13:31 WIB
"Isu pelindungan WNI ini selalu menjadi salah satu isu utama yang selalu saya bahas dengan Menlu Malaysia. Saya masih ingat di awal pandemi kita banyak sekali melakukan kerjasama antara lain dalam distribusi bantuan logistik kepada WNI yang terdampak pandemi yang tentunya bukan sesuatu yang mudah dilakukan pada saat itu," papar Retno.
Menurutnya, pemerintah Indonesia telah mendistribusikan lebih dari 687.496 paket baik berupa sembako maupun bantuan lainnya kepada WNI di Malaysia. Distribusi bantuan itu terlaksana berkat kerjasama dengan masyarakat Indonesia di Malaysia dan dengan difasilitasi otoritas Malaysia.
Isu keempat yang dibahas kedua Menlu adalah tentang penyelesaian batas maritim kedua negara.
"Kita menyambut baik bahwa tim teknis kedua negara saat ini pada tahap akhir untuk dapat menyelesaikan batas maritim untuk laut teritorial di segmen Selat Malaka bagian selatan dan Laut Sulawesi," kata Retno.
"Kami sepakat agar isu yang masih belum selesai agar dapat diselesaikan."
Isu kelima dan terakhir yang dibahas dalam pertemuan kedua Menlui hari ini adalah perkembangan isu kawasan. Beberapa masalah yang dibahas antara lain krisis Myanmar, Afghanistan, krisis Rohingya serta masalah perlombaan senjata yang mengkhawatirkan di kawasan Indo-Pasifik.
"Terkait dengan dinamika kawasan di Indo-Pasifik, khususnya meningkatnya rivalitas kekuatan besar di kawasan, kita berdua sepakat bahwa upaya menjaga kawasan yang damai dan stabil harus terus dilakukan," kata Retno.
"Kami berdua tidak menghendaki dinamika saat ini mengakibatkan tensi arms race dan juga power projection," ujar Retno.
"Situasi ini tentu tidak akan menguntungkan siapa pun."
Menurutnya, pemerintah Indonesia telah mendistribusikan lebih dari 687.496 paket baik berupa sembako maupun bantuan lainnya kepada WNI di Malaysia. Distribusi bantuan itu terlaksana berkat kerjasama dengan masyarakat Indonesia di Malaysia dan dengan difasilitasi otoritas Malaysia.
Isu keempat yang dibahas kedua Menlu adalah tentang penyelesaian batas maritim kedua negara.
"Kita menyambut baik bahwa tim teknis kedua negara saat ini pada tahap akhir untuk dapat menyelesaikan batas maritim untuk laut teritorial di segmen Selat Malaka bagian selatan dan Laut Sulawesi," kata Retno.
"Kami sepakat agar isu yang masih belum selesai agar dapat diselesaikan."
Isu kelima dan terakhir yang dibahas dalam pertemuan kedua Menlui hari ini adalah perkembangan isu kawasan. Beberapa masalah yang dibahas antara lain krisis Myanmar, Afghanistan, krisis Rohingya serta masalah perlombaan senjata yang mengkhawatirkan di kawasan Indo-Pasifik.
"Terkait dengan dinamika kawasan di Indo-Pasifik, khususnya meningkatnya rivalitas kekuatan besar di kawasan, kita berdua sepakat bahwa upaya menjaga kawasan yang damai dan stabil harus terus dilakukan," kata Retno.
"Kami berdua tidak menghendaki dinamika saat ini mengakibatkan tensi arms race dan juga power projection," ujar Retno.
"Situasi ini tentu tidak akan menguntungkan siapa pun."
tulis komentar anda