Bukan Senjata Rahasia, AS Sebut Jangkrik Penyebab Sindrom Havana

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 21:27 WIB
Pada Desember 2020, laporan terpisah yang disusun Departemen Luar Negeri dan dirilis National Academy of Sciences menemukan radiasi gelombang mikro "terarah" kemungkinan besar adalah penyebab "Sindrom Havana".

Peninjauan JASON dilakukan setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) pada akhir September untuk memberikan pembayaran kepada para personel pemerintah AS yang diyakini menderita penyakit misterius itu.

The Helping American Victims by Neurological Attacks Act, atau Havana Act itu disetujui dengan suara 427-0.

Dalam perkembangan terpisah bulan lalu, laporan oleh para ahli yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Kuba menolak klaim serangan terkait "Sindrom Havana" yang seolah-olah menargetkan diplomat AS dan Kanada di wilayahnya.

"Baik polisi Kuba, maupun FBI (Biro Investigasi Federal), maupun Kepolisian Berkuda Kanada tidak menemukan bukti 'serangan' terhadap diplomat di Havana meskipun ada penyelidikan intensif. Kami menyimpulkan bahwa narasi peristiwa tersebut 'sindrom misterius' tidak dapat diterima secara ilmiah di salah satu komponennya," klaim dokumen itu.

Departemen Luar Negeri AS sebelumnya menggunakan frasa "insiden anomali kesehatan" untuk menggambarkan "Sindrom Havana" yang pertama kali dilaporkan diplomat AS di Kuba pada 2016, dan kemudian menimpa sejumlah diplomat AS dan Kanada serta pejabat intelijen di seluruh dunia.

“Gejala yang dilaporkan termasuk suara terarah yang menusuk, dan tekanan kepala, serta mual, pusing, dan kabut otak. Jumlah kasus yang dicurigai saat ini meningkat, dengan insiden terbaru terjadi di Serbia pada akhir September,” papar laporan Departemen Luar Negeri AS.

Pada saat itu, seorang perwira Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dievakuasi dari Serbia setelah dia menderita sejumlah gejala neurologis yang mirip dengan "Sindrom Havana".
(sya)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More