Menhan Filipina Mengaku Didesak China Hentikan Tinjauan Pakta Pertahanan dengan AS
Kamis, 30 September 2021 - 18:44 WIB
MANILA - Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengakui bahwa China menentang peninjauan kembali perjanjian pertahanan 70 tahun dengan Amerika Serikat (AS). Lorenzana menyebut, Beijing prihatin bahwa hal itu dapat dilihat di Beijing sebagai upaya untuk menahan kebangkitannya.
Filipina sangat ingin mengubah Perjanjian Pertahanan Bersama (MDT) 1951 untuk memperjelas sejauh mana AS akan melindungi dan membela sekutunya jika negara itu diserang.
Pada sebuah acara untuk menandai peringatan ke-70 MDT, Lorenzana mengatakan, dia telah didesak oleh seorang mantan diplomat China untuk mundur.
"Sementara AS menyambut baik gagasan meninjau kembali MDT, pihak luar tidak. Mantan Duta Besar China datang kepada saya dan berkata: "Tolong jangan sentuh MDT. Biarkan apa adanya"," kata Lorenzana.
Lorenzana, seperti dilansir Reuters pada Kamis (30/9/2021), kemudian mengklarifikasi percakapan itu terjadi pada 2018. Baca juga: Ini Besaran Gaji Kepala Negara di Asia Tenggara
"Itu mengejutkan saya. Saya bertanya mengapa? Dia mengatakan, setiap upaya untuk merevisi MDT akan ditafsirkan oleh pemerintah China sebagai tindakan untuk menahan kebangkitan China," ujarnya.
Dia kemudian menambahkan bahwa memperkuat MDT memang bukanlah kepentingan China. "Orang China, setelah membenamkan diri dengan pulau buatan mereka, tidak terburu-buru untuk resolusi apa pun. Mereka tahu bahwa setiap agresi yang diperlukan akan memicu MDT," tukasnya.
Filipina sangat ingin mengubah Perjanjian Pertahanan Bersama (MDT) 1951 untuk memperjelas sejauh mana AS akan melindungi dan membela sekutunya jika negara itu diserang.
Pada sebuah acara untuk menandai peringatan ke-70 MDT, Lorenzana mengatakan, dia telah didesak oleh seorang mantan diplomat China untuk mundur.
Baca Juga
"Sementara AS menyambut baik gagasan meninjau kembali MDT, pihak luar tidak. Mantan Duta Besar China datang kepada saya dan berkata: "Tolong jangan sentuh MDT. Biarkan apa adanya"," kata Lorenzana.
Lorenzana, seperti dilansir Reuters pada Kamis (30/9/2021), kemudian mengklarifikasi percakapan itu terjadi pada 2018. Baca juga: Ini Besaran Gaji Kepala Negara di Asia Tenggara
"Itu mengejutkan saya. Saya bertanya mengapa? Dia mengatakan, setiap upaya untuk merevisi MDT akan ditafsirkan oleh pemerintah China sebagai tindakan untuk menahan kebangkitan China," ujarnya.
Dia kemudian menambahkan bahwa memperkuat MDT memang bukanlah kepentingan China. "Orang China, setelah membenamkan diri dengan pulau buatan mereka, tidak terburu-buru untuk resolusi apa pun. Mereka tahu bahwa setiap agresi yang diperlukan akan memicu MDT," tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda