5 PM Jepang yang Mundur karena Malu, Nomor 4 Baru 8 Bulan Menjabat
Rabu, 29 September 2021 - 12:36 WIB
TOKYO - Pengunduran diri seorang pejabat kerap terjadi di Jepang, bahkan hingga di level Perdana Menteri (PM). Pengunduran diri seorang PM di Negeri Matahari Terbit bisa disebabkan berbagai alasan, baik lantaran sebab internal maupun eksternal.
Ada yang mundur disebabkan masalah kesehatan, maupun merasa kinerjanya tak lagi maksimal hingga memunculkan rasa malu. Di Jepang, rasa malu kerap menjadi penyebab mundurnya seseorang dari jabatan yang diembannya. Berikut PM Jepang yang mundur karena malu dan alasan lainnya.
1. Yoshihide Suga
Pada 3 September 2021, Yoshihide Suga mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri. Suga baru satu tahun mengambil alih posisi Shinzo Abe yang mengundurkan diri karena alasan kesehatan yang memburuk. Mundurnya Suga karena tak lepas dari kritikan kepada pemerintahannya yang dianggap gagal menangani Covid-19.
2. Shinzo Abe
Shinzo Abe merupakan Perdana Menteri Jepang paling lama menjabat sejak dilantik pada 2012. Dia secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya karena alasan kesehatan pada Agustus 2020. Abe mengungkapkan bahwa dia tidak ingin penyakitnya menganggu kinerjanya. Dia juga meminta maaf kepada warga Jepang karena tidak dapat menyelesaikan masa jabatannya.
3. Yasuo Fukuda
Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda mengundurkan diri dari jabatannya. Fukuda menjadi Perdana Menteri pada 2007. Mundurnya Fukuda akibat Partai Demokrat Liberal yang kehilangan kendali di Majelis Parlemen. Di bawah kepemimpinannya, perekonomian Jepang juga melemah.
4. Yukio Hatoyama
Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama mundur dari jabatannya yang baru berusia delapan bulan. Dia dilantik pada 16 September 2009. Hatoyama mundur karena menganggap dirinya telah gagal memenuhi janji kampanye untuk memindahkan pangkalan marinir Amerika Serikat dari Pulau Okinawa.
5. Naoto Kan
Naota Kan menjadi Perdana Menteri sejak Juni 2010-September 2011. Setelah satu tahun memimpin, Kan memutuskan untuk mengundurkan diri. Dia mengundurkan diri karena merasa gagal memulihkan Jepang setelah dihantam tsunami yang menyebabkan krisis nuklir.
Diolah dari berbagai sumber
Ada yang mundur disebabkan masalah kesehatan, maupun merasa kinerjanya tak lagi maksimal hingga memunculkan rasa malu. Di Jepang, rasa malu kerap menjadi penyebab mundurnya seseorang dari jabatan yang diembannya. Berikut PM Jepang yang mundur karena malu dan alasan lainnya.
1. Yoshihide Suga
Pada 3 September 2021, Yoshihide Suga mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri. Suga baru satu tahun mengambil alih posisi Shinzo Abe yang mengundurkan diri karena alasan kesehatan yang memburuk. Mundurnya Suga karena tak lepas dari kritikan kepada pemerintahannya yang dianggap gagal menangani Covid-19.
2. Shinzo Abe
Shinzo Abe merupakan Perdana Menteri Jepang paling lama menjabat sejak dilantik pada 2012. Dia secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya karena alasan kesehatan pada Agustus 2020. Abe mengungkapkan bahwa dia tidak ingin penyakitnya menganggu kinerjanya. Dia juga meminta maaf kepada warga Jepang karena tidak dapat menyelesaikan masa jabatannya.
3. Yasuo Fukuda
Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda mengundurkan diri dari jabatannya. Fukuda menjadi Perdana Menteri pada 2007. Mundurnya Fukuda akibat Partai Demokrat Liberal yang kehilangan kendali di Majelis Parlemen. Di bawah kepemimpinannya, perekonomian Jepang juga melemah.
4. Yukio Hatoyama
Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama mundur dari jabatannya yang baru berusia delapan bulan. Dia dilantik pada 16 September 2009. Hatoyama mundur karena menganggap dirinya telah gagal memenuhi janji kampanye untuk memindahkan pangkalan marinir Amerika Serikat dari Pulau Okinawa.
5. Naoto Kan
Naota Kan menjadi Perdana Menteri sejak Juni 2010-September 2011. Setelah satu tahun memimpin, Kan memutuskan untuk mengundurkan diri. Dia mengundurkan diri karena merasa gagal memulihkan Jepang setelah dihantam tsunami yang menyebabkan krisis nuklir.
Diolah dari berbagai sumber
(esn)
tulis komentar anda