Mengenal Orion, Drone Tempur Pertama Buatan Rusia
Senin, 20 September 2021 - 01:00 WIB
Insinyur-insinyur Rusia, papar Konzulin, menciptakan rudal X-50 khusus untuk drone ini. Senjata ini memiliki panjang 1,8 meter dengan tubuh berdiameter 180 mm. Bobotnya 50 kg, tetapi hampir separuhnya merupakan massa hulu ledak.
“Dengan bantuan sarana optik standar, drone Orion mampu mengamati medan dan mencari target. Kemudian, dengan menggunakan jenis bom dan rudal yang ada, drone ini akan mampu menyerang target darat dalam radius setidaknya beberapa kilometer,” ucapnya.
Kozulin kemudian menuturkan bahwa Rusia sejatinya tengah mengejar AS dalam pembuatan drone. Pesawat-pesawat nirawak ini banyak digunakan AS di Irak dan Afghanistan dalam operasi NATO dan mereka memiliki lebih banyak pengalaman pertempuran, serta modifikasi dan variasi untuk semua jenis operasi.
"Kami baru menguji Orion pada 2018 di Suriah, tetapi hanya sebagai unit pengintai, bukan sebagai senjata penghancur. Jadi, kami punya banyak pekerjaan rumah pada masa mendatang supaya drone kami dapat bersaing dengan X-47B Pegasus dan MQ-9 Reapers buatan asing," tukasnya.
“Dengan bantuan sarana optik standar, drone Orion mampu mengamati medan dan mencari target. Kemudian, dengan menggunakan jenis bom dan rudal yang ada, drone ini akan mampu menyerang target darat dalam radius setidaknya beberapa kilometer,” ucapnya.
Kozulin kemudian menuturkan bahwa Rusia sejatinya tengah mengejar AS dalam pembuatan drone. Pesawat-pesawat nirawak ini banyak digunakan AS di Irak dan Afghanistan dalam operasi NATO dan mereka memiliki lebih banyak pengalaman pertempuran, serta modifikasi dan variasi untuk semua jenis operasi.
"Kami baru menguji Orion pada 2018 di Suriah, tetapi hanya sebagai unit pengintai, bukan sebagai senjata penghancur. Jadi, kami punya banyak pekerjaan rumah pada masa mendatang supaya drone kami dapat bersaing dengan X-47B Pegasus dan MQ-9 Reapers buatan asing," tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda