Terungkap, Para Pemimpin Taliban Bentrok di Istana Kepresidenan
Rabu, 15 September 2021 - 07:58 WIB
“Baradar dan Khalil ur-Rahman Haqqani telah bertukar kata-kata keras, ketika para pengikut mereka saling berkelahi di dekatnya,” ungkap satu sumber Taliban mengatakan kepada BBC Pashto pada Rabu (15/9/2021).
Khalil ur-Rahman Haqqani adalah menteri pengungsi dan seorang tokoh terkemuka dalam jaringan militan Haqqani.
Seorang anggota senior Taliban yang berbasis di Qatar dan seseorang yang terkait dengan mereka yang terlibat juga membenarkan bahwa pertengkaran telah terjadi akhir pekan lalu.
Sumber tersebut mengatakan argumen itu pecah karena Baradar yang menjabat wakil perdana menteri (PM) yang baru, tidak senang dengan struktur pemerintahan sementara mereka.
“Pertikaian itu berasal dari perpecahan mengenai siapa di dalam Taliban yang harus mendapat pujian atas kemenangan mereka di Afghanistan,” papar sumber tersebut.
Baradar dilaporkan percaya bahwa penekanan harus ditempatkan pada diplomasi yang dilakukan oleh orang-orang seperti dia, sementara anggota kelompok Haqqani yang dijalankan salah satu tokoh Taliban paling senior dan pendukung mereka mengatakan kemenangan dicapai melalui pertempuran.
Baradar adalah pemimpin Taliban pertama yang berkomunikasi langsung dengan presiden AS saat dia melakukan percakapan telepon dengan Donald Trump pada 2020. Sebelum itu, dia menandatangani perjanjian Doha tentang penarikan pasukan AS atas nama Taliban.
Sementara itu, jaringan Haqqani yang kuat dikaitkan dengan beberapa serangan paling kejam yang terjadi di Afghanistan terhadap pasukan Afghanistan dan sekutu Barat mereka dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok ini ditetapkan oleh AS sebagai organisasi teroris.
Pemimpinnya, Sirajuddin Haqqani, adalah menteri dalam negeri di pemerintahan baru Afghanistan.
Desas-desus tentang perpecahan telah menyebar sejak akhir pekan lalu, ketika Baradar menghilang dari pandangan publik. Ada spekulasi di media sosial bahwa dia mungkin telah meninggal.
Khalil ur-Rahman Haqqani adalah menteri pengungsi dan seorang tokoh terkemuka dalam jaringan militan Haqqani.
Seorang anggota senior Taliban yang berbasis di Qatar dan seseorang yang terkait dengan mereka yang terlibat juga membenarkan bahwa pertengkaran telah terjadi akhir pekan lalu.
Sumber tersebut mengatakan argumen itu pecah karena Baradar yang menjabat wakil perdana menteri (PM) yang baru, tidak senang dengan struktur pemerintahan sementara mereka.
“Pertikaian itu berasal dari perpecahan mengenai siapa di dalam Taliban yang harus mendapat pujian atas kemenangan mereka di Afghanistan,” papar sumber tersebut.
Baradar dilaporkan percaya bahwa penekanan harus ditempatkan pada diplomasi yang dilakukan oleh orang-orang seperti dia, sementara anggota kelompok Haqqani yang dijalankan salah satu tokoh Taliban paling senior dan pendukung mereka mengatakan kemenangan dicapai melalui pertempuran.
Baradar adalah pemimpin Taliban pertama yang berkomunikasi langsung dengan presiden AS saat dia melakukan percakapan telepon dengan Donald Trump pada 2020. Sebelum itu, dia menandatangani perjanjian Doha tentang penarikan pasukan AS atas nama Taliban.
Sementara itu, jaringan Haqqani yang kuat dikaitkan dengan beberapa serangan paling kejam yang terjadi di Afghanistan terhadap pasukan Afghanistan dan sekutu Barat mereka dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok ini ditetapkan oleh AS sebagai organisasi teroris.
Pemimpinnya, Sirajuddin Haqqani, adalah menteri dalam negeri di pemerintahan baru Afghanistan.
Desas-desus tentang perpecahan telah menyebar sejak akhir pekan lalu, ketika Baradar menghilang dari pandangan publik. Ada spekulasi di media sosial bahwa dia mungkin telah meninggal.
Lihat Juga :
tulis komentar anda