Pria Bersenjata Culik 20 Warga Asing dari Haiti dan Venezuela di Hotel Meksiko
Rabu, 15 September 2021 - 06:10 WIB
SAN LUIS POTOSI - Sejumlah pria bersenjata menyerbu satu hotel di negara bagian San Luis Potosi, Meksiko tengah, pada Selasa (14/9) dan menculik sekitar 20 warga asing yang diyakini sebagian besar berasal dari Haiti dan Venezuela.
Informasi itu diungkapkan kantor Kejaksaan Agung negara bagian itu. Orang-orang bersenjata itu mengobrak-abrik gedung dan pergi dengan membawa buku tamu, sehingga sulit mengidentifikasi siapa yang diculik di hotel Sol y Luna di Matehuala, sekitar 195 kilometer utara kota San Luis Potosi, ibu kota regional.
"Kami sedang berusaha menemukan identitas mereka," ungkap Jaksa Agung Arturo Garza Herrera di negara bagian itu.
“Pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan dan berusaha menyelamatkan para tamu,” papar Garza.
Pernyataan itu tidak menjelaskan apakah warga Haiti dan Venezuela yang diculik adalah migran yang menuju ke AS.
Banyak migran menghadapi bahaya ekstrim dalam perjalanan mereka ke AS, dengan penculikan, pemerasan, pemerkosaan dan bahkan pembunuhan.
Beberapa migran juga diwajibkan bekerja untuk kartel narkoba yang memperebutkan rute perdagangan narkoba.
Pada Juni, kelompok hak asasi manusia melaporkan sekitar 3.300 migran yang terdampar di Meksiko sejak Januari karena kebijakan perbatasan AS, telah diculik, diperkosa, diperdagangkan atau diserang dengan kekerasan.
Informasi itu diungkapkan kantor Kejaksaan Agung negara bagian itu. Orang-orang bersenjata itu mengobrak-abrik gedung dan pergi dengan membawa buku tamu, sehingga sulit mengidentifikasi siapa yang diculik di hotel Sol y Luna di Matehuala, sekitar 195 kilometer utara kota San Luis Potosi, ibu kota regional.
"Kami sedang berusaha menemukan identitas mereka," ungkap Jaksa Agung Arturo Garza Herrera di negara bagian itu.
“Pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan dan berusaha menyelamatkan para tamu,” papar Garza.
Pernyataan itu tidak menjelaskan apakah warga Haiti dan Venezuela yang diculik adalah migran yang menuju ke AS.
Banyak migran menghadapi bahaya ekstrim dalam perjalanan mereka ke AS, dengan penculikan, pemerasan, pemerkosaan dan bahkan pembunuhan.
Beberapa migran juga diwajibkan bekerja untuk kartel narkoba yang memperebutkan rute perdagangan narkoba.
Pada Juni, kelompok hak asasi manusia melaporkan sekitar 3.300 migran yang terdampar di Meksiko sejak Januari karena kebijakan perbatasan AS, telah diculik, diperkosa, diperdagangkan atau diserang dengan kekerasan.
(sya)
tulis komentar anda