FBI Rilis Dokumen Rahasia 9/11 yang Kait-kaitkan Arab Saudi
Senin, 13 September 2021 - 07:40 WIB
Untuk sementara, dokumen terbaru ini tidak membuktikannya. Tetapi juga tidak akan menghilangkan semua pertanyaan, memperjelas bahwa FBI pada tahun 2016 masih menyelidiki seorang warga Arab Saudi yang tampaknya memiliki hubungan baik yang sosok diduga telah memberikan dukungan logistik kepada dua pembajak pesawat.
Mengutip BBC, Senin (13/9/2021), dokumen FBI setebal 16 halaman ini masih banyak disunting. Hal ini didasarkan pada wawancara dengan sumber yang identitasnya diklasifikasikan (terdaftar sebagai PII) dan menguraikan kontak antara sejumlah warga negara Arab Saudi dan dua pembajak pesawat, Nawaf al-Hazmi dan Khalid al-Midhar.
Para pembajak menyamar sebagai pelajar untuk memasuki AS pada tahun 2000. Memo FBI mengatakan bahwa mereka kemudian menerima dukungan logistik yang signifikan dari Omar al-Bayoumi, yang menurut saksi mata sering berkunjung ke Konsulat Saudi di Los Angeles meskipun status resminya pada saat itu sebagai mahasiswa.
Bayoumi, kata sumber itu kepada FBI, memiliki "status sangat tinggi" di konsulat. "Bantuan Bayoumi untuk Hamzi dan Midha antara lain penerjemahan, perjalanan, penginapan dan pembiayaan," kata memo itu.
Dokumen FBI juga mengatakan ada hubungan antara dua pembajak dan Fahad al-Thumairy, seorang imam konservatif di Masjid Raja Fahad di Los Angeles. Dia digambarkan oleh sumber sebagai sosok yang "memiliki keyakinan ekstremis".
Menurut kantor berita AP, baik Bayoumi dan Thumairy meninggalkan AS beberapa minggu sebelum serangan 9/11.
Badan tersebut juga mengutip Jim Kreindler, seorang pengacara untuk kerabat korban 9/11, yang mengatakan: "Dokumen yang dirilis itu memvalidasi argumen yang kami buat dalam litigasi mengenai tanggung jawab pemerintah Arab Saudi atas serangan 9/11".
Bulan lalu, sebuah gugatan yang diluncurkan oleh kerabat korban melihat beberapa mantan pejabat tinggi Arab Saudi diinterogasi di bawah sumpah.
Pemerintahan George W Bush, Barack Obama dan Donald Trump semuanya menolak untuk membuka dokumen tersebut, dengan alasan masalah keamanan nasional.
Mengutip BBC, Senin (13/9/2021), dokumen FBI setebal 16 halaman ini masih banyak disunting. Hal ini didasarkan pada wawancara dengan sumber yang identitasnya diklasifikasikan (terdaftar sebagai PII) dan menguraikan kontak antara sejumlah warga negara Arab Saudi dan dua pembajak pesawat, Nawaf al-Hazmi dan Khalid al-Midhar.
Para pembajak menyamar sebagai pelajar untuk memasuki AS pada tahun 2000. Memo FBI mengatakan bahwa mereka kemudian menerima dukungan logistik yang signifikan dari Omar al-Bayoumi, yang menurut saksi mata sering berkunjung ke Konsulat Saudi di Los Angeles meskipun status resminya pada saat itu sebagai mahasiswa.
Bayoumi, kata sumber itu kepada FBI, memiliki "status sangat tinggi" di konsulat. "Bantuan Bayoumi untuk Hamzi dan Midha antara lain penerjemahan, perjalanan, penginapan dan pembiayaan," kata memo itu.
Dokumen FBI juga mengatakan ada hubungan antara dua pembajak dan Fahad al-Thumairy, seorang imam konservatif di Masjid Raja Fahad di Los Angeles. Dia digambarkan oleh sumber sebagai sosok yang "memiliki keyakinan ekstremis".
Menurut kantor berita AP, baik Bayoumi dan Thumairy meninggalkan AS beberapa minggu sebelum serangan 9/11.
Badan tersebut juga mengutip Jim Kreindler, seorang pengacara untuk kerabat korban 9/11, yang mengatakan: "Dokumen yang dirilis itu memvalidasi argumen yang kami buat dalam litigasi mengenai tanggung jawab pemerintah Arab Saudi atas serangan 9/11".
Bulan lalu, sebuah gugatan yang diluncurkan oleh kerabat korban melihat beberapa mantan pejabat tinggi Arab Saudi diinterogasi di bawah sumpah.
Pemerintahan George W Bush, Barack Obama dan Donald Trump semuanya menolak untuk membuka dokumen tersebut, dengan alasan masalah keamanan nasional.
tulis komentar anda