Taliban Pukuli Wartawan Peliput Demo Wanita Afghanistan, Ini Buktinya

Jum'at, 10 September 2021 - 11:29 WIB
Pejabat Taliban belum menanggapi permintaan komentar berulang dari AFP.

“Taliban mulai menghina saya, menendang saya,” kata Naqdi, seraya menambahkan bahwa dia dituduh sebagai penyelenggara unjuk rasa tersebut.



Dia bertanya mengapa dia dipukuli, hanya untuk diberitahu: "Anda beruntung Anda tidak dipenggal".

Naqdi akhirnya dibawa ke sel yang penuh sesak di mana ia menemukan rekannya, Daryabi, yang juga telah ditangkap dan dipukuli.

“Kami sangat kesakitan sehingga kami tidak bisa bergerak,” kata Daryabi.

Beberapa jam kemudian kedua wartawan itu dibebaskan tanpa penjelasan—dikirim dalam perjalanan mereka dengan serangkaian hinaan.

“Mereka melihat kami sebagai musuh,” kata Taqi.

Taliban telah mengeklaim mereka akan menjunjung tinggi kebebasan pers—sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang tidak ditentukan—meskipun wartawan semakin dilecehkan meliput protes di seluruh negeri.

Dalam beberapa hari terakhir, lusinan jurnalis melaporkan dipukuli, ditahan atau dicegah untuk meliput protes, sebuah pertunjukan perlawanan yang tidak terpikirkan di bawah rezim terakhir Taliban pada 1990-an.

Sebagian besar adalah jurnalis Afghanistan, yang lebih sering dilecehkan oleh Taliban daripada media asing.

Protes tersebut membuktikan ujian awal bagi Taliban, yang setelah mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus menjanjikan aturan yang lebih toleran dan bekerja untuk “perdamaian dan kemakmuran negara”.

Zaki Daryabi, kepala surat kabar Etilaat Roz, mengatakan kata-kata Taliban terdengar hampa.

"Pidato resmi ini benar-benar berbeda dari kenyataan yang dapat diamati di lapangan," katanya kepada AFP.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More