Pangeran Saudi: AS Harusnya Tak Tarik Rudal Patriot dari Arab Saudi

Jum'at, 10 September 2021 - 10:51 WIB
Pangeran senior Arab Saudi, Turki Al-Faisal, mengkritik penarikan sistem rudal Patriot dari Arab Saudi oleh Amerika Serikat. Foto/Arabian Business
RIYADH - Pangeran senior Arab Saudi , Turki Al-Faisal, mengatakan Amerika Serikat (AS) seharusnya tidak menarik sistem pertahanan rudal Patriot dari wilayah kerajaan. Penarikan senjata pertahanan itu membuatnya bertanya-tanya tentang komitmen Washington kepada Riyadh.

Pangeran Turki Al-Faisal menyampaikan hal itu dalam wawancaranya dengan CNBC, yang dilansir Jumat (10/9/2021).



Dia menanggapi pertanyaan tentang apa yang dibutuhkan Timur Tengah dari AS setelah pengambilalihan kekuasaan Afghanistan oleh Taliban.



“Saya pikir kita perlu diyakinkan tentang komitmen Amerika,” katanya.

“Sepertinya, misalnya, tidak menarik rudal Patriot dari Arab Saudi pada saat Arab Saudi menjadi korban serangan rudal dan serangan pesawat tak berawak—tidak hanya dari Yaman, tetapi dari Iran,” lanjut mantan kepala intelijen Arab Saudi itu.

AS meningkatkan kehadiran militernya di Arab Saudi pada 2019, mengerahkan dua baterai artileri rudal Patriot menyusul serangan terhadap fasilitas minyak negara itu. Washington menyalahkan Iran atas serangan itu, meskipun Teheran telah membantah tuduhan tersebut.

Pada bulan Juni tahun ini, beberapa media melaporkan bahwa Pentagon memutuskan untuk menarik aset pertahanan udara dari Timur Tengah, termasuk beberapa baterai rudal Patriot dari Arab Saudi.

"Menarik rudal Patriot dari kerajaan itu tidak menunjukkan niat Amerika yang dinyatakan akan membantu Arab Saudi mempertahankan diri dari musuh luar,” kata Pangeran Turki Al-Faisal.

Dia berharap AS akan memberikan jaminan komitmennya untuk mengerahkan “apa pun yang diperlukan” untuk menolong Arab Saudi.

Pangeran Turki Al-Faisal mengatakan Arab Saudi akan lebih memilih bantuan AS, tetapi juga mencari “dukungan lain” untuk meningkatkan pertahanan udaranya terhadap serangan dari Iran dan Houthi di Yaman.

Kerajaan itu mengatakan telah mencegat rudal-rudal balistik dan drone bersenjata yang ditembakkan Houthi dari pada hari Sabtu pekan lalu.

Sebuah koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi melakukan intervensi dalam perang saudara Yaman pada tahun 2015 dan terus berjuang dalam apa yang dilihat sebagai perang proksi dengan Iran.

Turki Al-Faisal mengatakan AS harus secara serius mempertimbangkan untuk menunjukkan dukungan untuk Timur Tengah sekarang, terutama setelah penarikan tentara AS yang kacau dari Afghanistan dan krisis yang sedang berlangsung di Kabul.



Frederick Kempe, presiden Atlantic Council, menulis dalam sebuah opini di CNBC bahwa situasi di Afghanistan mengancam narasi Presiden AS Joe Biden bahwa Washington adalah “sekali lagi sekutu dan mitra yang dapat diandalkan, menyusul ketidakpastian yang tumbuh di antara mereka selama administrasi Trump."

Biden dikritik karena penanganan Washington atas penarikan tentaranya dari Afghanistan, tetapi tetap membela keputusannya.

Pangeran Turki Al-Faisal mengatakan di luar Arab Saudi, negara-negara Teluk lainnya “sama-sama rentan” dan AS harus mempertimbangkan untuk meyakinkan Timur Tengah bahwa Washington dapat diandalkan.

“Apakah pemerintahan Biden akan menyelesaikannya—saya tidak tahu,” katanya.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More