Pembangunan Silo Rudal Nuklir Bikin NATO Cemas, China: Kami Bukan Ancaman
Rabu, 08 September 2021 - 04:38 WIB
BEIJING - China mengecam NATO yang terus menerus menggelembungkan teori ancaman nuklir. China dengan tegas menentang kekhawatiran itu dengan menyatakan mereka bukanlah ancaman.
"China menyatakan keprihatinan serius dan dengan tegas menentang pernyataan NATO tentang teori ancaman nuklir China. China selalu berpegang pada sifat defensif dari strategi nuklirnya dan mempertahankan potensi nuklirnya pada tingkat terendah sesuai dengan kebutuhan keamanan negara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (8/9/2021).
Wang menambahkan bahwa aliansi itu harus meninggalkan kebijakan berbagi nuklir demi kontrol senjata.
"NATO harus menarik sejumlah besar senjata nuklir yang dikerahkan di seluruh Eropa dan memastikan bahwa Amerika Serikat memikul tanggung jawab khusus untuk pengurangan yang signifikan dari persenjataannya sendiri sehingga perlucutan senjata nuklir penuh dan komprehensif," cetus Wang.
Diplomat itu menegaskan China tidak menimbulkan ancaman bagi negara mana pun kecuali jika ditargetkan atau diancam terlebih dahulu.
"China secara ketat mematuhi kebijakannya untuk tidak pernah menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir dalam keadaan apa pun, Beijing telah membuat komitmen tanpa syarat yang jelas untuk tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara yang tidak memiliki senjata nuklir dan zona bebas senjata nuklir," jelas Wang.
Wang menyatakan Beijing tidak pernah berpartisipasi dalam perlombaan senjata nuklir dengan cara apa pun dan tidak mengerahkan senjata nuklir ke luar negeri. Ia juga menekankan bahwa pasukan China tidak akan menargetkan negara-negara yang tidak berniat mengancam atau merugikan kedaulatan, keamanan, dan integritas wilayah China.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada konferensi tahunan Senjata Pemusnah Massal bahwa sementara Rusia menolak untuk mematuhi aturan pengendalian senjata internasional, China dengan cepat memperluas persenjataan nuklirnya, termasuk melalui pembangunan skala besar silo rudal nuklir baru.
"China menyatakan keprihatinan serius dan dengan tegas menentang pernyataan NATO tentang teori ancaman nuklir China. China selalu berpegang pada sifat defensif dari strategi nuklirnya dan mempertahankan potensi nuklirnya pada tingkat terendah sesuai dengan kebutuhan keamanan negara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (8/9/2021).
Wang menambahkan bahwa aliansi itu harus meninggalkan kebijakan berbagi nuklir demi kontrol senjata.
"NATO harus menarik sejumlah besar senjata nuklir yang dikerahkan di seluruh Eropa dan memastikan bahwa Amerika Serikat memikul tanggung jawab khusus untuk pengurangan yang signifikan dari persenjataannya sendiri sehingga perlucutan senjata nuklir penuh dan komprehensif," cetus Wang.
Diplomat itu menegaskan China tidak menimbulkan ancaman bagi negara mana pun kecuali jika ditargetkan atau diancam terlebih dahulu.
"China secara ketat mematuhi kebijakannya untuk tidak pernah menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir dalam keadaan apa pun, Beijing telah membuat komitmen tanpa syarat yang jelas untuk tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara yang tidak memiliki senjata nuklir dan zona bebas senjata nuklir," jelas Wang.
Wang menyatakan Beijing tidak pernah berpartisipasi dalam perlombaan senjata nuklir dengan cara apa pun dan tidak mengerahkan senjata nuklir ke luar negeri. Ia juga menekankan bahwa pasukan China tidak akan menargetkan negara-negara yang tidak berniat mengancam atau merugikan kedaulatan, keamanan, dan integritas wilayah China.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada konferensi tahunan Senjata Pemusnah Massal bahwa sementara Rusia menolak untuk mematuhi aturan pengendalian senjata internasional, China dengan cepat memperluas persenjataan nuklirnya, termasuk melalui pembangunan skala besar silo rudal nuklir baru.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda