Turki Mulai Eksplorasi Minyak di Libya Meski Dikecam Negara Lain
Minggu, 31 Mei 2020 - 00:01 WIB
ANKARA - Turki akan mulai eksplorasi minyak di Mediterania dalam tiga atau empat bulan sesuai kesepakatan dengan Libya.
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Energi Turki Fatih Donmez. Kesepakatan itu dikecam sejumlah pihak di kawasan, termasuk Yunani.
Pemerintahan Kesepakatan Nasional Libya (GNA) yang diakui internasional menandatangani kesepakatan itu tahun lalu. Turki menganggap wilayah itu bagian dari zona ekonomi eksklusif GNA dan hak GNA untuk dieksplorasi.
Yunani, Siprus, dan negara lain menentang kesepakatan itu serta menganggapnya ilegal. Tuduhan itu disangkal Turki.
Uni Eropa (UE) juga mengecam kesepakatan maritim yang dibuat bersama kesepakatan Turki memberi dukungan militer pada GNA.
Saat upacara peluncuran kapal pengeboran minyak dan gas Turki, Fatih, ke Laut Hitam, Donmez menjelaskan Turkish Petroleum akan memulai operasi di wilayah itu sesuai lisensi yang dimiliki setelah prosesnya selesai.
“Sesuai kerangka kerja kesepakatan yang kami buat dengan Libya, kami akan memulai operasi eksplorasi minyak kami di sana dalam tiga hingga empat bulan,” kata Donmez.
Menurut dia, kapal pengeboran minyak Kanuni juga akan ke Mediterania akhir tahun ini. (Baca Juga: Trump Keluarkan AS dari WHO Terkait Wabah Virus Corona)
Langkah ini dapat semakin memicu konflik di wilayah itu. Selama ini Turki bersitegang dengan Yunani, Siprus, Mesir dan Israel terkait kepemilikan sumber daya alam.
Turki juga berisiko mendapat sanksi UE terkait operasi eksplorasi minyak tersebut. (Baca Juga: Polisi Israel Tembak Mati Pria Palestina, Dikira Bawa Pistol)
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Energi Turki Fatih Donmez. Kesepakatan itu dikecam sejumlah pihak di kawasan, termasuk Yunani.
Pemerintahan Kesepakatan Nasional Libya (GNA) yang diakui internasional menandatangani kesepakatan itu tahun lalu. Turki menganggap wilayah itu bagian dari zona ekonomi eksklusif GNA dan hak GNA untuk dieksplorasi.
Yunani, Siprus, dan negara lain menentang kesepakatan itu serta menganggapnya ilegal. Tuduhan itu disangkal Turki.
Uni Eropa (UE) juga mengecam kesepakatan maritim yang dibuat bersama kesepakatan Turki memberi dukungan militer pada GNA.
Saat upacara peluncuran kapal pengeboran minyak dan gas Turki, Fatih, ke Laut Hitam, Donmez menjelaskan Turkish Petroleum akan memulai operasi di wilayah itu sesuai lisensi yang dimiliki setelah prosesnya selesai.
“Sesuai kerangka kerja kesepakatan yang kami buat dengan Libya, kami akan memulai operasi eksplorasi minyak kami di sana dalam tiga hingga empat bulan,” kata Donmez.
Menurut dia, kapal pengeboran minyak Kanuni juga akan ke Mediterania akhir tahun ini. (Baca Juga: Trump Keluarkan AS dari WHO Terkait Wabah Virus Corona)
Langkah ini dapat semakin memicu konflik di wilayah itu. Selama ini Turki bersitegang dengan Yunani, Siprus, Mesir dan Israel terkait kepemilikan sumber daya alam.
Turki juga berisiko mendapat sanksi UE terkait operasi eksplorasi minyak tersebut. (Baca Juga: Polisi Israel Tembak Mati Pria Palestina, Dikira Bawa Pistol)
(sya)
tulis komentar anda