Inggris Pindahkan Kapal Selam Bersenjata Nuklir Jika Skotlandia Merdeka
Kamis, 02 September 2021 - 14:41 WIB
LONDON - Pemerintah Inggris dilaporkan akan mengeluarkan kapal-kapal selam bersenjata nuklir mereka dari pangkalan mereka di Skotlandia jika Skotlandia memilih merdeka dalam referendum kedua.
Amerika Serikat (AS), Prancis dan Devonport di Inggris menjadi opsi untuk pemindahan kapal-kapal berbahaya tersebut.
Media-media London melaporkan pangkalan untuk armada kapal selam Vanguard Angkatan Laut Kerajaan Inggris di AS, Prancis dan di Devonport telah diperiksa. Armada kapal selam Vanguard membawa rudal Trident D5 berhulu ledak nuklir.
Partai Nasional Skotlandia (SNP), yang berambisi memerdekakan Skotlandia dari Inggris, ingin mengusir armada Vanguard dari pangkalannya di Faslane, Clyde. Ada empat kapal selam di lepas pantai barat Skotlandia tersebut.
Pemimpin SNP yang juga Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon, telah menuntut referendum kedua tentang kemerdekaan Skotlandia. Tuntutan ini muncul setelah pihaknya menyetujui koalisi SNP-Partai Hijau.
Mengutip pejabat senior Inggris, Financial Times melaporkan pada Kamis (2/9/2021) bahwa kapal-kapal bersenjata rudal Trident harus berbasis di luar Inggris jika Skotlandia meninggalkan Inggris.
Pangkalan baru yang disarankan adalah Kings Bay di Georgia, tempat AS menyimpan armada nuklirnya, atau le Longue di Brittany, Prancis.
Proposal alternatif, yang menelan biaya 3-4 miliar poundsterling, akan membuat armada kapal selam itu dipindahkan ke Devonport di Plymouth, Inggris.
Namun, menurut Financial Times, ada kekhawatiran bahwa landas kontinen akan mencegah kapal selam menyelam dengan cepat, membuat mereka lebih mudah untuk dilacak oleh kekuatan asing.
Rencana ketiga adalah menjadikan Pangkalan Angkatan Laut Faslane dan Coulport yang berada di seberang Inggris, seperti Gibraltar. Gibraltar tercatat sebagai "British Overseas Territory" atau "Wilayah Luar Negeri Inggris".
Namun, rencana ketiga itu akan membutuhkan persetujuan dari pemerintah Skotlandia, yang mungkin sulit dicapai.
Berbicara kepada Financial Times, Tom Plant; direktur kebijakan nuklir di lembaga think tank Royal United Services Institute (RUSI), mengatakan perencanaan kehati-hatian itu "masuk akal".
Dia memperingatkan semua opsi yang tersedia jika Skotlandia meninggalkan Inggris memiliki "kelemahan besar".
"Jika kita berbagi infrastruktur maka mungkin ada persimpangan dengan waktu patroli kapal selam AS," katanya jika Inggris memilih opsi Amerika sebagai tempat baru armada kapal selamnya .
“Begitu kapal di laut, mereka akan tetap mandiri seperti sekarang. Tapi begitu mereka terikat bersama, mereka tidak akan lagi mandiri.”
Pada tahun 2014 mayoritas rakyat Skotlandia memilih untuk tetap menjadi bagian dari Inggris.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendesak SNP untuk fokus pada penanganan virus corona Skotlandia, daripada pertanyaan tentang konstitusional.
Amerika Serikat (AS), Prancis dan Devonport di Inggris menjadi opsi untuk pemindahan kapal-kapal berbahaya tersebut.
Media-media London melaporkan pangkalan untuk armada kapal selam Vanguard Angkatan Laut Kerajaan Inggris di AS, Prancis dan di Devonport telah diperiksa. Armada kapal selam Vanguard membawa rudal Trident D5 berhulu ledak nuklir.
Partai Nasional Skotlandia (SNP), yang berambisi memerdekakan Skotlandia dari Inggris, ingin mengusir armada Vanguard dari pangkalannya di Faslane, Clyde. Ada empat kapal selam di lepas pantai barat Skotlandia tersebut.
Pemimpin SNP yang juga Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon, telah menuntut referendum kedua tentang kemerdekaan Skotlandia. Tuntutan ini muncul setelah pihaknya menyetujui koalisi SNP-Partai Hijau.
Mengutip pejabat senior Inggris, Financial Times melaporkan pada Kamis (2/9/2021) bahwa kapal-kapal bersenjata rudal Trident harus berbasis di luar Inggris jika Skotlandia meninggalkan Inggris.
Pangkalan baru yang disarankan adalah Kings Bay di Georgia, tempat AS menyimpan armada nuklirnya, atau le Longue di Brittany, Prancis.
Proposal alternatif, yang menelan biaya 3-4 miliar poundsterling, akan membuat armada kapal selam itu dipindahkan ke Devonport di Plymouth, Inggris.
Namun, menurut Financial Times, ada kekhawatiran bahwa landas kontinen akan mencegah kapal selam menyelam dengan cepat, membuat mereka lebih mudah untuk dilacak oleh kekuatan asing.
Rencana ketiga adalah menjadikan Pangkalan Angkatan Laut Faslane dan Coulport yang berada di seberang Inggris, seperti Gibraltar. Gibraltar tercatat sebagai "British Overseas Territory" atau "Wilayah Luar Negeri Inggris".
Namun, rencana ketiga itu akan membutuhkan persetujuan dari pemerintah Skotlandia, yang mungkin sulit dicapai.
Berbicara kepada Financial Times, Tom Plant; direktur kebijakan nuklir di lembaga think tank Royal United Services Institute (RUSI), mengatakan perencanaan kehati-hatian itu "masuk akal".
Dia memperingatkan semua opsi yang tersedia jika Skotlandia meninggalkan Inggris memiliki "kelemahan besar".
"Jika kita berbagi infrastruktur maka mungkin ada persimpangan dengan waktu patroli kapal selam AS," katanya jika Inggris memilih opsi Amerika sebagai tempat baru armada kapal selamnya .
“Begitu kapal di laut, mereka akan tetap mandiri seperti sekarang. Tapi begitu mereka terikat bersama, mereka tidak akan lagi mandiri.”
Pada tahun 2014 mayoritas rakyat Skotlandia memilih untuk tetap menjadi bagian dari Inggris.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendesak SNP untuk fokus pada penanganan virus corona Skotlandia, daripada pertanyaan tentang konstitusional.
(min)
tulis komentar anda