AS Bohong, Rudalnya Tewaskan 10 Orang Sekeluarga Kabul, Bukan Bomber ISIS-K
Rabu, 01 September 2021 - 09:11 WIB
KABUL - Amerika Serikat (AS) mengeklaim serangan rudal dari pesawat tak berawak pada Minggu di Kabul menghantam mobil penuh bahan peledak dan menewaskan para pembom bunuh diri ISIS-K di dalamnya. Klaim itu bohong, karena yang terbunuh adalah 10 orang sekeluarga yang tak bersalah, termasuk tujuh anak kecil.
Militer Amerika mengeklaim mobil yang dihantam rudal itu hendak digunakan kelompok ISIS Khorasan atau ISIS-K untuk menyerang bandara Kabul saat evakuasi masih berlangsung.
Hingga kemarin, kerabat dari keluarga korban yang tak bersalah itu masih berupaya mengumpulkan sisa-sisa jenazah anak-anak yang tampaknya sulit karena dahsyatnya serangan rudal Amerika.
Awalnya, keluarga Ahmadi sedang bermain di dekat rumah mereka di Kwaja Burga, lingkungan padat penduduk di Kabul. Tiba-tiba rudal AS itu muncul entah dari mana.
Rudal tersebut memang menghantam sebuah mobil, tapi bukan mobil para pembom bunuh diri ISIS-K yang sarat bahan peledak. Namun, mobil itu berisianak-anak tak bersalah dari keluarga Ahmadi. Orang dewasa dari keluarga itu berada di dekat mobil saat serangan, sehingga ikut tewas.
“Rudal itu datang dan mengenai mobil yang penuh dengan anak-anak di rumah kami,” kata Aimal Ahmadi, saudara laki-laki pemilik mobil tersebut.
"Itu membunuh mereka semua," ujar Aimal, seperti dilansir AFP Rabu (1/9/2021).
Aimal mengatakan 10 anggota keluarga tewas dalam serangan udara, termasuk putrinya sendiri dan lima anak lainnya.
Aimal mengatakan kepada AFP bahwa dia telah kehilangan putrinya dan keponakan-keponakannya. Saudara laki-laki Aimal, Ezmarai, meninggal, bersama keempat anaknya.
Serangan salah sasaran itu akhirnya didengar militer AS.
"Kami mengetahui laporan korban sipil setelah serangan kami terhadap sebuah kendaraan di Kabul," kata Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan.
Urban mengatakan serangan itu sebenarnya ditargetkan terhadap kendaraan ISIS-K yang akan menyerang bandara.
Urban mengatakan militer AS sedang menyelidiki apakah warga sipil benar-benar tewas dalam serangan itu. Dia mencatat bahwa ada ledakan berikutnya yang substansial dan kuat yang dihasilkan dari penghancuran kendaraan.
"Tidak jelas apa yang mungkin terjadi dan kami sedang menyelidiki lebih lanjut," katanya.
“Kami akan sangat sedih dengan potensi hilangnya nyawa yang tidak bersalah.”
Amerika Serikat menarik pasukan terakhirnya dari Afghanistan pada Senin tengah malam, tetapi tidak sebelum ISIS-K mampu meledakkan bom bunuh diri di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, yang menewaskan ratusan warga Afghanistan dan 13 tentara AS.
Dengan latar belakang itu, intelijen AS telah memperingatkan serangan lain yang akan segera terjadi, dan pada hari Minggu militer AS mengeklaim telah mencegah satu upaya serangan sebelum itu terjadi.
Sabir, tetangga keluarga Ahmadi, mengatakan kepada AFP bahwa hampir tidak mungkin menemukan sisa-sisa jasad para korban.
“Semua anak-anak tewas di dalam mobil, orang dewasa tewas di luar. Mobil itu terbakar, kami hampir tidak dapat menemukan bagian tubuh," katanya.
Pemakaman massal untuk keluarga berlangsung kemarin, dengan kesedihan jelas terlihat di wajah kerabat.
Militer Amerika mengeklaim mobil yang dihantam rudal itu hendak digunakan kelompok ISIS Khorasan atau ISIS-K untuk menyerang bandara Kabul saat evakuasi masih berlangsung.
Hingga kemarin, kerabat dari keluarga korban yang tak bersalah itu masih berupaya mengumpulkan sisa-sisa jenazah anak-anak yang tampaknya sulit karena dahsyatnya serangan rudal Amerika.
Awalnya, keluarga Ahmadi sedang bermain di dekat rumah mereka di Kwaja Burga, lingkungan padat penduduk di Kabul. Tiba-tiba rudal AS itu muncul entah dari mana.
Rudal tersebut memang menghantam sebuah mobil, tapi bukan mobil para pembom bunuh diri ISIS-K yang sarat bahan peledak. Namun, mobil itu berisianak-anak tak bersalah dari keluarga Ahmadi. Orang dewasa dari keluarga itu berada di dekat mobil saat serangan, sehingga ikut tewas.
“Rudal itu datang dan mengenai mobil yang penuh dengan anak-anak di rumah kami,” kata Aimal Ahmadi, saudara laki-laki pemilik mobil tersebut.
"Itu membunuh mereka semua," ujar Aimal, seperti dilansir AFP Rabu (1/9/2021).
Aimal mengatakan 10 anggota keluarga tewas dalam serangan udara, termasuk putrinya sendiri dan lima anak lainnya.
Aimal mengatakan kepada AFP bahwa dia telah kehilangan putrinya dan keponakan-keponakannya. Saudara laki-laki Aimal, Ezmarai, meninggal, bersama keempat anaknya.
Serangan salah sasaran itu akhirnya didengar militer AS.
"Kami mengetahui laporan korban sipil setelah serangan kami terhadap sebuah kendaraan di Kabul," kata Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Urban mengatakan serangan itu sebenarnya ditargetkan terhadap kendaraan ISIS-K yang akan menyerang bandara.
Urban mengatakan militer AS sedang menyelidiki apakah warga sipil benar-benar tewas dalam serangan itu. Dia mencatat bahwa ada ledakan berikutnya yang substansial dan kuat yang dihasilkan dari penghancuran kendaraan.
"Tidak jelas apa yang mungkin terjadi dan kami sedang menyelidiki lebih lanjut," katanya.
“Kami akan sangat sedih dengan potensi hilangnya nyawa yang tidak bersalah.”
Amerika Serikat menarik pasukan terakhirnya dari Afghanistan pada Senin tengah malam, tetapi tidak sebelum ISIS-K mampu meledakkan bom bunuh diri di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, yang menewaskan ratusan warga Afghanistan dan 13 tentara AS.
Dengan latar belakang itu, intelijen AS telah memperingatkan serangan lain yang akan segera terjadi, dan pada hari Minggu militer AS mengeklaim telah mencegah satu upaya serangan sebelum itu terjadi.
Sabir, tetangga keluarga Ahmadi, mengatakan kepada AFP bahwa hampir tidak mungkin menemukan sisa-sisa jasad para korban.
“Semua anak-anak tewas di dalam mobil, orang dewasa tewas di luar. Mobil itu terbakar, kami hampir tidak dapat menemukan bagian tubuh," katanya.
Pemakaman massal untuk keluarga berlangsung kemarin, dengan kesedihan jelas terlihat di wajah kerabat.
(min)
tulis komentar anda