Kecam Serangan Udara AS, Taliban: Itu Adalah Tindakan Ilegal
Selasa, 31 Agustus 2021 - 00:26 WIB
KABUL - Taliban melemparkan kecaman keras atas serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Taliban menekankan bahwa serangan sewenang-wenang di negara lain adalah ilegal.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa jika AS memiliki informasi soal kelompok teroris di Afghanistan, alih-alih melancarkan serangan, Washington harusnya memberitahu Taliban.
“Kami mengutuk serangan seperti itu karena ilegal untuk melakukan serangan sewenang-wenang di negara lain,” ucap Mujahid dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (31/8/2021).
“Jika ada potensi ancaman, AS seharusnya melaporkannya kepada kami, daripada melakukan serangan sewenang-wenang yang mengakibatkan korban sipil,” sambungnya.
Seperti diketahui, AS melancarkan serangan udara pada Jumat pekan lalu terhadap basis kelompok ISIS-K. Pentagon mengatakan serangan itu menewaskan dua orang anggota senior ISIS-K.
Serangan itu adalah respon atas serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada 26 Agustus, yang merenggut nyawa hampir 200 orang, terutama warga Afghanistan yang berusaha melarikan diri dari Afghanistan, serta 13 prajurit AS.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa jika AS memiliki informasi soal kelompok teroris di Afghanistan, alih-alih melancarkan serangan, Washington harusnya memberitahu Taliban.
“Kami mengutuk serangan seperti itu karena ilegal untuk melakukan serangan sewenang-wenang di negara lain,” ucap Mujahid dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (31/8/2021).
“Jika ada potensi ancaman, AS seharusnya melaporkannya kepada kami, daripada melakukan serangan sewenang-wenang yang mengakibatkan korban sipil,” sambungnya.
Seperti diketahui, AS melancarkan serangan udara pada Jumat pekan lalu terhadap basis kelompok ISIS-K. Pentagon mengatakan serangan itu menewaskan dua orang anggota senior ISIS-K.
Serangan itu adalah respon atas serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada 26 Agustus, yang merenggut nyawa hampir 200 orang, terutama warga Afghanistan yang berusaha melarikan diri dari Afghanistan, serta 13 prajurit AS.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda