Viral, Milisi Taliban Muncul di Belakang Penyiar TV Afghanistan saat Live
Senin, 30 Agustus 2021 - 15:33 WIB
KABUL - Beberapa milisi bersenjata dari kelompok Taliban muncul di belakang penyiar televisi nasional Afghanistan saat live atau siaran langsung. Video mengejutkan itu dengan cepat menjadi viral secara onlinekarena ekspresi penyiar televisi yang ketakutan.
Dalam rekaman tersebut, pembawa acara program debat politik "Pardaz" dari jaringan televisi Peace Studio Afghanistan berbicara kepada audiensnya, membacakan pernyataan dari Taliban. Sementara itu, dua milisi bersenjata berat berdiri mengancam di belakangnya.
Rekaman itu dibagikan antara lain oleh penyiar BBC, Yalda Hakim. Rekamannya tidak tersedia dalam bahasa Inggris dan tidak disertai teks.
Hakim mengatakan pembawa acara itu terdengar membahas jatuhnya pemerintah Afghanistan dan mengatakan dengan gugup; "Rakyat Afghanistan harus jangan...takut”.
Hakim menggambarkan situasi yang menegangkan itu seperti adegan yang tak dapat dipercaya. "Inilah yang sekarang terlihat seperti debat politik di televisi Afghanistan, prajurit Taliban mengawasi pembawa acara," katanya, seperti dikutip news.com.au, Senin (30/8/2021).
Hakim, yang melarikan diri dari Afghanistan sebagai seorang anak dengan keluarganya sebelum menetap di Australia, juga telah berselisih dengan Taliban baru-baru ini. Itu terjadi setelah juru bicara Taliban Suhail Shaheen menelepon ponselnya saat dia melakukan wawancara live untuk BBC.
Hakim mengizinkan juru bicara Taliban itu membaca pernyataan dan kemudian dia menyerangnya dengan banyak pertanyaan kritis. Aksinya yang tenang mendapat pujian banyak orang.
Selama wawancara dengan Hakim, Shaheen berjanji Taliban akan membawa “perdamaian” dan mengeklaim Taliban akan menghormati hak-hak perempuan dan mengizinkan mereka mengakses pendidikan.
“Seharusnya tidak ada kebingungan, kami yakin orang-orang Afghanistan di kota Kabul, bahwa harta benda dan kehidupan mereka aman. Tidak akan ada balas dendam pada siapa pun. Kami adalah abdi masyarakat dan negara ini,” katanya.
“Kepemimpinan kami telah menginstruksikan pasukan kami untuk tetap berada di gerbang Kabul, bukan memasuki kota. Kami sedang menunggu transfer kekuasaan secara damai," ujarnya.
“Tentu saja, kami menginginkan pemerintahan Islam.”
Wartawan Iran, Masih Alinejad, juga mengomentari rekaman terbaru yang viral itu di Twitter.
"Taliban sendiri identik dengan ketakutan di benak jutaan orang. Ini hanya bukti lain. Saya meminta Presiden Joe Biden untuk menonton ini dan memberi tahu kami jika para militan yang berpose di belakang pembawa acara televisi yang terlihat ketakutan ini memegang senjata Amerika," ujar Alinejad yang kini tinggal di Amerika.
Dalam rekaman tersebut, pembawa acara program debat politik "Pardaz" dari jaringan televisi Peace Studio Afghanistan berbicara kepada audiensnya, membacakan pernyataan dari Taliban. Sementara itu, dua milisi bersenjata berat berdiri mengancam di belakangnya.
Rekaman itu dibagikan antara lain oleh penyiar BBC, Yalda Hakim. Rekamannya tidak tersedia dalam bahasa Inggris dan tidak disertai teks.
Hakim mengatakan pembawa acara itu terdengar membahas jatuhnya pemerintah Afghanistan dan mengatakan dengan gugup; "Rakyat Afghanistan harus jangan...takut”.
Hakim menggambarkan situasi yang menegangkan itu seperti adegan yang tak dapat dipercaya. "Inilah yang sekarang terlihat seperti debat politik di televisi Afghanistan, prajurit Taliban mengawasi pembawa acara," katanya, seperti dikutip news.com.au, Senin (30/8/2021).
Hakim, yang melarikan diri dari Afghanistan sebagai seorang anak dengan keluarganya sebelum menetap di Australia, juga telah berselisih dengan Taliban baru-baru ini. Itu terjadi setelah juru bicara Taliban Suhail Shaheen menelepon ponselnya saat dia melakukan wawancara live untuk BBC.
Hakim mengizinkan juru bicara Taliban itu membaca pernyataan dan kemudian dia menyerangnya dengan banyak pertanyaan kritis. Aksinya yang tenang mendapat pujian banyak orang.
Selama wawancara dengan Hakim, Shaheen berjanji Taliban akan membawa “perdamaian” dan mengeklaim Taliban akan menghormati hak-hak perempuan dan mengizinkan mereka mengakses pendidikan.
“Seharusnya tidak ada kebingungan, kami yakin orang-orang Afghanistan di kota Kabul, bahwa harta benda dan kehidupan mereka aman. Tidak akan ada balas dendam pada siapa pun. Kami adalah abdi masyarakat dan negara ini,” katanya.
“Kepemimpinan kami telah menginstruksikan pasukan kami untuk tetap berada di gerbang Kabul, bukan memasuki kota. Kami sedang menunggu transfer kekuasaan secara damai," ujarnya.
“Tentu saja, kami menginginkan pemerintahan Islam.”
Wartawan Iran, Masih Alinejad, juga mengomentari rekaman terbaru yang viral itu di Twitter.
"Taliban sendiri identik dengan ketakutan di benak jutaan orang. Ini hanya bukti lain. Saya meminta Presiden Joe Biden untuk menonton ini dan memberi tahu kami jika para militan yang berpose di belakang pembawa acara televisi yang terlihat ketakutan ini memegang senjata Amerika," ujar Alinejad yang kini tinggal di Amerika.
(min)
tulis komentar anda