Dalam 24 Jam, Ratusan Siswa Nigeria Korban Penculikan Dibebaskan

Sabtu, 28 Agustus 2021 - 09:00 WIB
Beberapa siswa sekolah Islam Salihu Tanko yang dibebaskan, bertemu dengan gubernur negara bagian Niger di Minna, Nigeria Jumat (27/8/2021). Foto/AP
LAGOS - Pihak berwenang di Nigeria utara mengumumkan tiga kelompok terpisah dari siswa yang diculik dibebaskan dalam waktu 24 jam. Ini memicu spekulasi pada Jumat malam bahwa uang tebusan besar telah dibayarkan kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dipersalahkan atas serentetan penculikan baru-baru ini.

Di antara mereka yang sekarang bebas adalah beberapa anakmasih kecilyang pernah disandera di Nigeria, sekelompok 90 murid yang telah menghabiskan tiga bulan di penyekapan. Beberapa jam setelah anak-anak itu dibawa ke Ibu Kota negara bagian Niger, polisi di negara bagian Zamfara mengatakan bahwa 15 siswa yang lebih tua juga telah dibebaskan di sana.

Juru bicara kepolisian negara bagian Zamfara Mohammed Shehu mengatakan bahwa 15 siswa lainnya telah diserahkan kepada pejabat pada hari Jumat, 11 hari setelah mereka diculik dari Sekolah Tinggi Pertanian dan Ilmu Hewan di barat laut Nigeria yang bermasalah.



Tidak segera jelas bagaimana mereka diselamatkan, tetapi para siswa sekarang dirawat oleh pejabat negara bagian Zamfara dan akan segera dipersatukan kembali dengan orang tua mereka, kata pihak berwenang.

Kemudian Jumat malam, tersiar kabar tentang pembebasan sandera ketiga di negara bagian Kaduna.

"Tiga puluh dua lagi dari siswa yang diculik dari sekolah menengah Baptis pada awal Juli juga telah dibebaskan," menurut Pendeta Joseph Hayab, ketua dari Asosiasi Kristen Nigeria cabang negara bagian Kaduna seperti dikutip dari AP, Sabtu (28/8/2021).

Gelombang pembebasan terjadi setelah lebih dari 1.000 siswa diculik sejak Desember, menurut penghitungan AP. Sementara penculikan sekolah sebelumnya telah disalahkan pada ekstremis Islam di timur laut, pihak berwenang hanya mengatakan bahwa kelompok bandit berada di balik penculikan terbaru untuk meminta tebusan.



“Kebahagiaannya tidak bisa diukur,” kata Yahya Aliyu Babangida (54) seorang guru yang dua anaknya berusia 7 dan 17 tahun termasuk di antara mereka yang diculik dari Sekolah Islam Salihu Tanko di Tegina pada akhir Mei.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More