Pakar: Afghanistan Jatuh, Teroris Memandang AS dan Israel Lemah
Senin, 23 Agustus 2021 - 15:57 WIB
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Lloyd Austin pada 6 Agustus tentang peningkatan agresi Iran dan kelompok yang didukung negara itu, Hizbullah.
Gantz mengatakan kepada Austin bahwa Israel akan terus beroperasi melawan Hizbullah dan proksi Iran lainnya untuk membela warga Israel.
Boris Zilberman, direktur kebijakan dan strategi publik Christian United for Israel (CUFI), mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara bahwa jatuhnya Afghanistan akan secara langsung meningkatkan ancaman terhadap Israel, terutama karena itu bisa menjadi tempat yang aman bagi kamp pelatihan jihad.
Dia menjelaskan bahwa para pemimpin Hamas telah bertemu dengan Taliban baru-baru ini, memicu pertanyaan apakah akan ada kamp-kamp Hamas di Afghanistan dan apakah mereka dapat mengisi kembali para milisi, dan pasukan keamanan organisasi di Kabul juga memiliki hubungan dekat dengan al-Qaeda.
"Selain itu, [Afghanistan] telah menyembunyikan para pemimpin al-Qaeda dan Taliban di masa lalu, yang telah pragmatis merusak AS," katanya.
Zilberman juga mengatakan bahwa pertemuan Biden yang akan datang dengan Bennett akan menjadi kesempatan penting bagi para pemimpin untuk menyusun strategi tentang bagaimana menghadapi ancaman yang muncul ini."Karena apa yang terjadi di Afghanistan tidak tetap di Afghanistan," ujarnya.
Pentagon pada hari Jumat mengonfirmasi bahwa al-Qaeda masih memiliki "kehadiran" di Afghanistan, meskipun ada klaim kontradiktif yang dibuat oleh Presiden Biden selama pidato sebelumnya.
"Kami tahu bahwa al-Qaeda serta ISIS memiliki kehadiran di Afghanistan," kata juru bicara Pentagon John Kirby saat konferensi pers.
"Dan kami sudah membicarakannya cukup lama. Kami tidak percaya itu terlalu tinggi, tapi kami tidak memiliki angka pasti untuk Anda, karena saya pikir Anda mungkin mengerti."
Pernyataan Pentagon itu muncul hanya beberapa saat setelah Biden mengatakan kepada wartawan bahwa al-Qaeda "pergi" dari Afghanistan, sehingga memicu kebingungan.
Gantz mengatakan kepada Austin bahwa Israel akan terus beroperasi melawan Hizbullah dan proksi Iran lainnya untuk membela warga Israel.
Boris Zilberman, direktur kebijakan dan strategi publik Christian United for Israel (CUFI), mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara bahwa jatuhnya Afghanistan akan secara langsung meningkatkan ancaman terhadap Israel, terutama karena itu bisa menjadi tempat yang aman bagi kamp pelatihan jihad.
Dia menjelaskan bahwa para pemimpin Hamas telah bertemu dengan Taliban baru-baru ini, memicu pertanyaan apakah akan ada kamp-kamp Hamas di Afghanistan dan apakah mereka dapat mengisi kembali para milisi, dan pasukan keamanan organisasi di Kabul juga memiliki hubungan dekat dengan al-Qaeda.
"Selain itu, [Afghanistan] telah menyembunyikan para pemimpin al-Qaeda dan Taliban di masa lalu, yang telah pragmatis merusak AS," katanya.
Zilberman juga mengatakan bahwa pertemuan Biden yang akan datang dengan Bennett akan menjadi kesempatan penting bagi para pemimpin untuk menyusun strategi tentang bagaimana menghadapi ancaman yang muncul ini."Karena apa yang terjadi di Afghanistan tidak tetap di Afghanistan," ujarnya.
Pentagon pada hari Jumat mengonfirmasi bahwa al-Qaeda masih memiliki "kehadiran" di Afghanistan, meskipun ada klaim kontradiktif yang dibuat oleh Presiden Biden selama pidato sebelumnya.
"Kami tahu bahwa al-Qaeda serta ISIS memiliki kehadiran di Afghanistan," kata juru bicara Pentagon John Kirby saat konferensi pers.
"Dan kami sudah membicarakannya cukup lama. Kami tidak percaya itu terlalu tinggi, tapi kami tidak memiliki angka pasti untuk Anda, karena saya pikir Anda mungkin mengerti."
Pernyataan Pentagon itu muncul hanya beberapa saat setelah Biden mengatakan kepada wartawan bahwa al-Qaeda "pergi" dari Afghanistan, sehingga memicu kebingungan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda