Hizbullah Atur Pengiriman Bahan Bakar Minyak Iran untuk Bantu Lebanon
Jum'at, 20 Agustus 2021 - 15:23 WIB
BEIRUT - Pengiriman bahan bakar minyak (BBM) asal Iran untuk Lebanon oleh Hizbullah berlayar kemarin. Hizbullah memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan Israel agar tidak membuat langkah untuk menghentikan pengiriman BBM tersebut.
Saat ini Lebanon mengalami krisis BBM yang sangat akut. Saat ini Lebanon mengalami krisis politik dan krisis ekonomi yang melumpuhkan negara itu.
Lawan Hizbullah di Lebanon memperingatkan konsekuensi mengerikan dari pengiriman BBM dari Iran itu.
Politisi Sunni sekaligus mantan Perdana Menteri (PM) Lebanon Saad Al-Hariri mengatakan tindakan Hizbullah membuat Lebanon berisiko terkena sanksi dari AS.
Tidak ada komentar langsung dari pemerintah Lebanon terkait pengiriman BBM dari Iran tersebut.
Pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan pengiriman lebih lanjut akan menyusul untuk membantu rakyat Lebanon.
"Saya katakan kepada Amerika dan Israel bahwa kapal yang akan berlayar dalam beberapa jam dari Iran adalah wilayah Lebanon," papar Nasrallah.
Dia menegaskan, setiap tindakan untuk menghentikan pengiriman BBM dari Iran akan mendapat tanggapan.
"Kami tidak ingin menjadi masalah dengan siapa pun. Kami ingin membantu orang-orang kami," tutur dia.
Kedatangan bahan bakar minyak Iran akan menandai fase baru dalam krisis keuangan di mana faksi-faksi yang berkuasa, termasuk Hizbullah, telah gagal mengatasinya. Kini tingkat kemiskinan melonjak tajam dan memicu kekerasan mematikan.
Nasrallah tidak mengatakan bagaimana pengiriman BBM itu akan dibiayai.
Pada Juni, dia mengatakan Iran siap menerima pembayaran dalam mata uang Lebanon, yang telah kehilangan lebih dari 90% nilainya dalam dua tahun.
Sanksi AS terhadap Iran, diberlakukan kembali pada 2018 ketika Presiden AS Donald Trump saat itu menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Teheran, yang bertujuan memangkas penjualan minyaknya menjadi nol.
Krisis ekonomi terburuk Lebanon sejak perang saudara 1975-90 telah mencapai titik kritis, dengan rumah sakit, toko roti dan layanan penting lainnya terpaksa ditutup atau dikurangi karena pemadaman listrik dan kelangkaan BBM yang akut.
Nasrallah tidak mengatakan kapan atau di mana pengiriman BBM akan berlabuh.
"Insya Allah, kapal ini dan yang lainnya akan tiba dengan selamat," tutur Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
Saat ini Lebanon mengalami krisis BBM yang sangat akut. Saat ini Lebanon mengalami krisis politik dan krisis ekonomi yang melumpuhkan negara itu.
Lawan Hizbullah di Lebanon memperingatkan konsekuensi mengerikan dari pengiriman BBM dari Iran itu.
Politisi Sunni sekaligus mantan Perdana Menteri (PM) Lebanon Saad Al-Hariri mengatakan tindakan Hizbullah membuat Lebanon berisiko terkena sanksi dari AS.
Tidak ada komentar langsung dari pemerintah Lebanon terkait pengiriman BBM dari Iran tersebut.
Pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan pengiriman lebih lanjut akan menyusul untuk membantu rakyat Lebanon.
"Saya katakan kepada Amerika dan Israel bahwa kapal yang akan berlayar dalam beberapa jam dari Iran adalah wilayah Lebanon," papar Nasrallah.
Dia menegaskan, setiap tindakan untuk menghentikan pengiriman BBM dari Iran akan mendapat tanggapan.
"Kami tidak ingin menjadi masalah dengan siapa pun. Kami ingin membantu orang-orang kami," tutur dia.
Kedatangan bahan bakar minyak Iran akan menandai fase baru dalam krisis keuangan di mana faksi-faksi yang berkuasa, termasuk Hizbullah, telah gagal mengatasinya. Kini tingkat kemiskinan melonjak tajam dan memicu kekerasan mematikan.
Nasrallah tidak mengatakan bagaimana pengiriman BBM itu akan dibiayai.
Pada Juni, dia mengatakan Iran siap menerima pembayaran dalam mata uang Lebanon, yang telah kehilangan lebih dari 90% nilainya dalam dua tahun.
Sanksi AS terhadap Iran, diberlakukan kembali pada 2018 ketika Presiden AS Donald Trump saat itu menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Teheran, yang bertujuan memangkas penjualan minyaknya menjadi nol.
Krisis ekonomi terburuk Lebanon sejak perang saudara 1975-90 telah mencapai titik kritis, dengan rumah sakit, toko roti dan layanan penting lainnya terpaksa ditutup atau dikurangi karena pemadaman listrik dan kelangkaan BBM yang akut.
Nasrallah tidak mengatakan kapan atau di mana pengiriman BBM akan berlabuh.
"Insya Allah, kapal ini dan yang lainnya akan tiba dengan selamat," tutur Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
(sya)
tulis komentar anda