Menolak Kabur, 3 Politisi Wanita Afghanistan Ini Berani Melawan Taliban
Jum'at, 20 Agustus 2021 - 10:55 WIB
"Apa yang akan ditawarkan Taliban kepada perempuan jauh di bawah kewarganegaraan yang setara. Ada sedikit alasan untuk berpikir siapa pun akan memiliki hak kewarganegaraan di bawah Taliban, berdasarkan pengalaman sebelumnya. Namun meski begitu, perempuan akan diperlakukan sebagai 'kelas bawah', yang dianggap hanya cocok untuk peran tertentu dan tidak ada yang lain," kata diplomat tersebut.
Berikut tiga politisi wanita Afghanistan yang menolak kabur dan bertekad melawan Taliban yang berkuasa:
1. Fawzia Koofi
Mantan anggota parlemen Afghanistan dan perunding perdamaian Fawzia Koofi mengatakan dia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depannya di negara yang diperintah oleh Taliban, tetapi politisi yang menghadapi upaya pembunuhan di masa lalu itu bersikeras dia tidak akan melarikan diri.
Dia mengatakan kepada Radio CBC: "Saya di Kabul bersama dua putri saya...karena saya hanya merasa bahwa keberadaan saya di Kabul akan membantu...menjaga moral tetap tinggi."
“Saya akan terus tinggal di Afghanistan selama saya bisa. Tapi sementara itu, saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok pada saya, karena pesawat dan roket B-52, negara adidaya, NATO, tidak ada yang benar-benar mampu mengalahkan Taliban. Taliban tidak takut pada mereka. Tapi mereka takut pada perempuan,” imbuh dia.
2. Zarifa Ghafari
Tidak asing dengan ancaman pembunuhan dan upaya pembunuhan, wali kota termuda Afghanistan, Zarifa Ghafari, mengatakan dia menunggu saat Taliban mengirim milisi untuk membunuhnya.
“Saya duduk di sini menunggu mereka datang. Tidak ada yang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama mereka dan suami saya. Dan mereka akan datang untuk orang-orang seperti saya dan membunuh saya,” kata Ghafari kepada surat kabar Inggris, i, pada hari Minggu.
Berikut tiga politisi wanita Afghanistan yang menolak kabur dan bertekad melawan Taliban yang berkuasa:
1. Fawzia Koofi
Mantan anggota parlemen Afghanistan dan perunding perdamaian Fawzia Koofi mengatakan dia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depannya di negara yang diperintah oleh Taliban, tetapi politisi yang menghadapi upaya pembunuhan di masa lalu itu bersikeras dia tidak akan melarikan diri.
Dia mengatakan kepada Radio CBC: "Saya di Kabul bersama dua putri saya...karena saya hanya merasa bahwa keberadaan saya di Kabul akan membantu...menjaga moral tetap tinggi."
“Saya akan terus tinggal di Afghanistan selama saya bisa. Tapi sementara itu, saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok pada saya, karena pesawat dan roket B-52, negara adidaya, NATO, tidak ada yang benar-benar mampu mengalahkan Taliban. Taliban tidak takut pada mereka. Tapi mereka takut pada perempuan,” imbuh dia.
2. Zarifa Ghafari
Tidak asing dengan ancaman pembunuhan dan upaya pembunuhan, wali kota termuda Afghanistan, Zarifa Ghafari, mengatakan dia menunggu saat Taliban mengirim milisi untuk membunuhnya.
“Saya duduk di sini menunggu mereka datang. Tidak ada yang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama mereka dan suami saya. Dan mereka akan datang untuk orang-orang seperti saya dan membunuh saya,” kata Ghafari kepada surat kabar Inggris, i, pada hari Minggu.
tulis komentar anda