Ribuan Warga Afghanistan Masuk Pakistan Lewat Perlintasan Chaman
Rabu, 18 Agustus 2021 - 15:45 WIB
KABUL - Ribuan warga Afghanistan memasuki Pakistan melalui penyeberangan perbatasan Spin Boldak/Chaman di tenggara Afghanistan.
Gelombang pengungsi itu terjadi setelah Taliban mengambil alih Afghanistan awal pekan ini. Mereka termasuk para pasien yang mencari perawatan medis dan para tahanan yang dibebaskan Taliban.
“Pada Selasa (17/8), perbatasan tetap terbuka untuk semua warga Afghanistan yang membawa dokumen identitas Afghanistan yang sah atau bukti menjadi penduduk pengungsi Afghanistan yang terdaftar di Pakistan,” ungkap para pengungsi dan pihak berwenang Afghanistan kepada Al Jazeera.
Di antara mereka yang menyeberang ke Pakistan, tampaknya ada rasa lega yang terlihat pada akhir perang yang telah berlangsung hampir 20 tahun.
Perang telah merenggut lebih dari 47.000 nyawa warga sipil Afghanistan sejak 2001, menurut data dan penelitian PBB yang dilakukan Brown University yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
“Saat ini tidak ada daerah yang ada kekerasan, karena seluruh Afghanistan sekarang berada di tangan Taliban,” ujar Abdullah, warga kota Kandahar, yang menyeberang ke Pakistan pada Selasa (17/8).
“Sekarang damai, dan orang-orang membuka toko mereka, melakukan bisnis mereka dan pergi ke pekerjaan mereka juga. Tidak ada kesulitan sekarang,” papar dia.
Abdullah mengatakan kampung halamannya di Kandahar dikepung beberapa hari lalu. Kandahar menjadi salah satu penaklukan utama bagi Taliban dalam serangan kilatnya merebut kembali kendali negara itu dari pasukan pemerintah Afghanistan selama dua bulan terakhir.
“Keadaan sangat buruk di sana, sekitar empat atau lima hari yang lalu terjadi pertempuran antara pasukan Taliban dan (pemerintah Afghanistan), dan seluruh kota dikepung. Tapi keadaan sudah lebih baik sekarang,” ungkap dia.
Ribuan orang berkerumun melalui jalur yang baru dipasang untuk pengungsi Afghanistan ke Pakistan di Chaman.
Orang-orang diarahkan melalui pagar kawat, dengan kawat berduri di bagian atas. Mereka melintas dari perbatasan internasional ke pusat transportasi yang terletak kurang dari satu kilometer jauhnya.
Banyak yang bepergian dengan kerabat lanjut usia atau orang lain yang membutuhkan perhatian medis segera. Mereka mengeluhkan kurangnya fasilitas kesehatan di sisi perbatasan Afghanistan.
Sher Ahmad adalah salah satu dari orang-orang itu. Dia melakukan perjalanan dari kota Herat, lebih dari 550km barat Chaman, dengan adiknya yang menderita kondisi neurologis.
“Baru-baru ini banyak orang datang (ke Pakistan) karena tidak ada dokter di sana, mereka semua pergi sejak perang (berakhir),” ujar Ahmad kepada Al Jazeera.
Dia menjelaskan, “Kami telah membawa seorang pasien bersama kami ke Pakistan yang dalam kondisi sangat buruk.”
Dari negara asalnya Herat, Ahmad mengatakan Taliban dalam kendali penuh dan tidak ada permusuhan lebih lanjut di sana.
“Seluruh wilayah sepenuhnya berada di bawah kendali Taliban dan tidak ada masalah,” pungkas dia.
Gelombang pengungsi itu terjadi setelah Taliban mengambil alih Afghanistan awal pekan ini. Mereka termasuk para pasien yang mencari perawatan medis dan para tahanan yang dibebaskan Taliban.
“Pada Selasa (17/8), perbatasan tetap terbuka untuk semua warga Afghanistan yang membawa dokumen identitas Afghanistan yang sah atau bukti menjadi penduduk pengungsi Afghanistan yang terdaftar di Pakistan,” ungkap para pengungsi dan pihak berwenang Afghanistan kepada Al Jazeera.
Di antara mereka yang menyeberang ke Pakistan, tampaknya ada rasa lega yang terlihat pada akhir perang yang telah berlangsung hampir 20 tahun.
Perang telah merenggut lebih dari 47.000 nyawa warga sipil Afghanistan sejak 2001, menurut data dan penelitian PBB yang dilakukan Brown University yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
“Saat ini tidak ada daerah yang ada kekerasan, karena seluruh Afghanistan sekarang berada di tangan Taliban,” ujar Abdullah, warga kota Kandahar, yang menyeberang ke Pakistan pada Selasa (17/8).
“Sekarang damai, dan orang-orang membuka toko mereka, melakukan bisnis mereka dan pergi ke pekerjaan mereka juga. Tidak ada kesulitan sekarang,” papar dia.
Abdullah mengatakan kampung halamannya di Kandahar dikepung beberapa hari lalu. Kandahar menjadi salah satu penaklukan utama bagi Taliban dalam serangan kilatnya merebut kembali kendali negara itu dari pasukan pemerintah Afghanistan selama dua bulan terakhir.
“Keadaan sangat buruk di sana, sekitar empat atau lima hari yang lalu terjadi pertempuran antara pasukan Taliban dan (pemerintah Afghanistan), dan seluruh kota dikepung. Tapi keadaan sudah lebih baik sekarang,” ungkap dia.
Ribuan orang berkerumun melalui jalur yang baru dipasang untuk pengungsi Afghanistan ke Pakistan di Chaman.
Orang-orang diarahkan melalui pagar kawat, dengan kawat berduri di bagian atas. Mereka melintas dari perbatasan internasional ke pusat transportasi yang terletak kurang dari satu kilometer jauhnya.
Banyak yang bepergian dengan kerabat lanjut usia atau orang lain yang membutuhkan perhatian medis segera. Mereka mengeluhkan kurangnya fasilitas kesehatan di sisi perbatasan Afghanistan.
Sher Ahmad adalah salah satu dari orang-orang itu. Dia melakukan perjalanan dari kota Herat, lebih dari 550km barat Chaman, dengan adiknya yang menderita kondisi neurologis.
“Baru-baru ini banyak orang datang (ke Pakistan) karena tidak ada dokter di sana, mereka semua pergi sejak perang (berakhir),” ujar Ahmad kepada Al Jazeera.
Dia menjelaskan, “Kami telah membawa seorang pasien bersama kami ke Pakistan yang dalam kondisi sangat buruk.”
Dari negara asalnya Herat, Ahmad mengatakan Taliban dalam kendali penuh dan tidak ada permusuhan lebih lanjut di sana.
“Seluruh wilayah sepenuhnya berada di bawah kendali Taliban dan tidak ada masalah,” pungkas dia.
(sya)
tulis komentar anda