Terus Tertundanya Rekonstruksi Pasca Perang Perparah Penderitaan Warga Gaza
Rabu, 18 Agustus 2021 - 06:11 WIB
Menurut statistik resmi Israel, Israel meluncurkan lebih dari 1.800 serangan udara, laut dan darat di Jalur Gaza selama serangan Mei, menargetkan rumah, bangunan tempat tinggal, markas pemerintah, dan infrastruktur.
Serangan Israel di daerah kantong pantai Palestina menyebabkan lebih dari 107 ribu orang mengungsi, 44 ribu dari mereka sekarang berada di tempat penampungan dan sisanya tinggal bersama kerabat mereka.
Um Mohammed, seorang wanita dari kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, melihat rumahnya rusak parah selama serangan udara Israel pada bulan Mei. "Rumah beratap seng saya menjadi tidak layak huni setelah serangan Israel yang menargetkan daerah itu dan menghancurkan sebagian besar rumah saya," kata ibu empat anak berusia 39 tahun itu.
"Kami hidup dalam kondisi psikologis yang sulit. Hari-hari berlalu tanpa harapan yang jelas untuk segera membangun kembali rumah," ungkapnya.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza, Naji Sarhan mengatakan, bahwa kementeriannya telah memindahkan 80 persen puing-puing rumah yang hancur pada bulan Mei.
"Dengan bantuan tim teknis dan rekayasa Mesir, kementerian akan menyelesaikan pembersihan puing-puing pada awal bulan depan," kata Sarhan.
Menurut pejabat Palestina, 1.400 rumah hancur total di Gaza, sementara 1.500 sebagian hancur dan tidak dapat dihuni dan 1.550 rusak sedang.
Pada awal Juli, Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan bahwa konflik Israel-Palestina pada Mei menyebabkan kerusakan fisik hingga USD 380 juta dan kerugian ekonomi USD 190 juta di wilayah Palestina.
Laporan yang dibuat bersama dengan Uni Eropa dan PBB itu mencatat bahwa kebutuhan pemulihan diperkirakan mencapai USD 485 juta selama 24 bulan pertama.
Serangan Israel di daerah kantong pantai Palestina menyebabkan lebih dari 107 ribu orang mengungsi, 44 ribu dari mereka sekarang berada di tempat penampungan dan sisanya tinggal bersama kerabat mereka.
Um Mohammed, seorang wanita dari kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, melihat rumahnya rusak parah selama serangan udara Israel pada bulan Mei. "Rumah beratap seng saya menjadi tidak layak huni setelah serangan Israel yang menargetkan daerah itu dan menghancurkan sebagian besar rumah saya," kata ibu empat anak berusia 39 tahun itu.
"Kami hidup dalam kondisi psikologis yang sulit. Hari-hari berlalu tanpa harapan yang jelas untuk segera membangun kembali rumah," ungkapnya.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza, Naji Sarhan mengatakan, bahwa kementeriannya telah memindahkan 80 persen puing-puing rumah yang hancur pada bulan Mei.
"Dengan bantuan tim teknis dan rekayasa Mesir, kementerian akan menyelesaikan pembersihan puing-puing pada awal bulan depan," kata Sarhan.
Menurut pejabat Palestina, 1.400 rumah hancur total di Gaza, sementara 1.500 sebagian hancur dan tidak dapat dihuni dan 1.550 rusak sedang.
Pada awal Juli, Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan bahwa konflik Israel-Palestina pada Mei menyebabkan kerusakan fisik hingga USD 380 juta dan kerugian ekonomi USD 190 juta di wilayah Palestina.
Laporan yang dibuat bersama dengan Uni Eropa dan PBB itu mencatat bahwa kebutuhan pemulihan diperkirakan mencapai USD 485 juta selama 24 bulan pertama.
tulis komentar anda